Rabu, 16 September 2009

www.ikeysukabumi.blogspot.com 
ikey.mobilesports@gmail.com
 
Kenapa Bisnis Pemasaran Jaringan Lebih Unggul?

“KEUNGGULAN BESAR bisnis pemasaran jaringan adalah Anda tetap bisa bekerja dan sekaligus membangun bisnis sendiri secara paruh waktu. Investasi dan resikonya juga jauh lebih KECIL serta tersedia pendidikan dan dukungan yang membimbing Anda meraih kesuksesan. Selain itu, sistem pemasaran jaringan adalah PIRAMIDA TERBALIK sehingga puncak sistemnya terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti sistem korporat tradisional yang berbentuk piramida, yang hanya mengijinkan satu orang mencapai puncak perusahaan.” (Robert T. Kiyosaki, “Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People”) Bisnis network marketing atau pemasaran jaringan ternyata memiliki BANYAK keunggulan besar. Bahkan penulis buku terkenal “Rich Dad Poor Dad”, Robert T. Kiyosaki, meruntuhkan prasangka banyak orang selama ini yang menganggap bisnis pemasaran adalah bisnis bersistem piramida yang hanya menguntungkan orang yang berada di puncak bisnis tersebut. Dalam bukunya, “Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People” Kiyosaki justru menyatakan sistem pemasaran jaringan adalah piramida terbalik. Artinya, fokus utama bisnis ini adalah membawa makin banyak orang di kuadran business owner menuju puncak atau dengan kata lain puncak sistem terbuka bagi siapa saja. Sebaliknya, sistem korporat tradisional yang selama ini kita kenal, justru adalah perusahaan dengan sistem piramida. Dalam bisnis tradisional ini, fokusnya adalah memiliki para karyawan (employee) dan orang yang bekerja sendiri (self-employee) untuk bekerja pada mereka. Dan sistem ini hanya mengijinkan satu orang saja mencapai puncak perusahaan. Sedangkan pada sistem pemasaran jaringan, yang menjadi salah satu kelebihannya adalah Andalah yang akan menciptakan aset. Yaitu, para pemilik bisnis itu sendiri (business owner). Yang lain bekerja di bawah Anda dan tugas mereka kemudian adalah menciptakan para business owner lainnya bekerja di bawah mereka. Karena itu, Kiyosaki menganjurkan kepada semua karyawannya untuk mempertimbangkan pemasaran jaringan sebagai bisnis paruh waktu mereka, sementara mereka juga bekerja pada bisnisnya secara purnawaktu. Hal ini berarti bisnis pemasaran jaringan mengijinkan setiap orang yang terlibat di dalamnya berada di dalam kuadran B (business owner), sekaligus juga berada di kuadran E (employee). Kuadran B ini sering disebut-sebut Kiyosaki di seri buku-bukunya terdahulu sebagai kuadran yang bisa membawa orang menjadi ultrakaya. Untuk menjadi orang yang ultrakaya, menurut Kiyosaki, seseorang harus terlebih dahulu berada di kuadran B (business owner) dan I (investor). Namun biasanya hanya orang-orang kaya sajalah yang bisa berada di kuadran I. Karena untuk memperoleh investasi terbaik dibutuhkan uang yang sangat banyak. Sedangkan untuk berada di kuadran B, seseorang harus memiliki modal yang besar, dasar karakter dan kecerdasan emosional yang sangat bagus. Artinya jika seseorang ingin berpindah dari kuadran E menuju kuadran B, maka dia membutuhkan perubahan secara mental, emosional, fisik dan spiritual. Karena itulah, Kiyosaki menyatakan mengapa rancangan pendidikan sebuah perusahaan pemasaran jaringan lebih penting dibandingkan produk dan rancangan kompensasinya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan Kiyosaki terhadap pebisnis-pebisnis sukses, faktor karakter dan kecerdasan emosional adalah faktor utama kesuksesan mereka. Begitu mereka memiliki karakter sebagai orang sukses, maka kesuksesan bisnis datang dengan sendirinya. Karena itulah, Kiyosaki menyarankan orang untuk memasuki bisnis pemasaran jaringan yang menyediakan pendidikan yang bagus untuk mengembangkan kecerdasan emosional, sekaligus keahlian bisnis Anda. Di samping itu, bisnis jaringan juga mendidik orang yang bergabung dengan mereka untuk menjadi pemimpin. Nilai kepemimpinan inilah yang dinilai Kiyosaki begitu sangat berharga dalam menjalankan sebuah bisnis. Namun selain itu juga, Anda akan didampingi mentor yang akan selalu membimbing Anda, sehingga Anda tidak akan pernah merasa sendirian dalam menjalankan bisnis ini. Berubahnya Aturan Dunia Selain kelebihan pendidikan pembangunan karakter dan kecerdasan emosional, kelebihan lainnya dari bisnis pemasaran jaringan ini adalah investasi dan resikonya LEBIH KECIL dibandingkan bisnis tradisional. Karena, seperti Kiyosaki saja harus menghadapi kegagalan dua kali dan kerugian ratusan ribu dollar sebelum memperoleh kesuksesan seperti sekarang. Namun, Kiyosaki mengingatkan untuk BERHASIL di bisnis pemasaran jaringan ini, sebaiknya motivasi utama bergabung dengan bisnis ini adalah untuk membantu diri sendiri sebagai ALASAN PERTAMA dan membantu orang lain sebagai ALASAN KEDUA. Karena menurut Kiyosaki, kebanyakan orang bergabung hanya untuk mencari uang. Dan kalau mereka tidak mendapat uang dalam beberapa bulan atau tahun pertama, mereka menjadi patah semangat, berhenti dan sering kali menyebarkan kejelekan tentang industri pemasaran jaringan. Kiyosaki juga menambahkan.. "keunggulan bisnis ini tidak diukur dengan seberapa banyak uang Anda peroleh, tetapi berapa banyak orang yang Anda bantu dan berapa banyak hidup orang yang Anda ubah. Karena memang ironinya, semakin banyak orang yang Anda bantu mengubah hidupnya, Anda semakin kaya." Salah satu teori yang mendukung keunggulan bisnis pemasaran jaringan ini adalah HUKUM METCALF yang diciptakan oleh Robert Metcalf, pencipta ethernet (sebuah sistem dalam jaringan komputer). Hukum ini berbunyi: Nilai ekonomis sebuah jaringan = Jumlah Pengguna² Dalam sebuah perumpamaan yang sederhana, jika di dunia ini terdapat hanya satu buah telepon maka tidak ada nilai ekonomis pada telepon tersebut. Namun jika ada 2 telepon, menurut Hukum Metcalf nilai ekonomisnya menjadi pangkat 2. Dan bila ada telepon ketiga, maka nilai ekonomis jaringan itu sekarang 9. Artinya, nilai ekonomis sebuah jaringan naik menurut DERET UKUR, bukan deret hitung. Dan inilah yang menjadi kekuatan dan nilai bisnis jaringan. Namun, dari semua keunggulan tersebut, yang paling mengejutkan adalah prediksi diungkapkan oleh Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad's The Business School For People Who Like Helping People”. Kiyosaki memprediksikan kemungkinan kuat pasar saham Amerika Serikat akan kolaps, kalau tidak terjadi lebih cepat. Tahun 2010 merupakan tolok ukur, karena di tahun tersebut para generasi baby boomers akan mulai pensiun di Amerika. Ketika itu terjadi, kemungkinannya adalah pasar saham akan mulai mengempis. Mengapa pasar saham akan mengalami pengempisan? Ledakan pasar saham sejak tahun 1990 hingga 2010 digerakan para boomers yang membelanjakan uang mereka selama masa penghasilan puncak dan menaruh uang dalam pasar saham untuk pensiun. Pada tahun 2010, peningkatan pesat itu kemungkinan akan berhenti. Ini artinya, para boomers tersebut akan kehilangan mimpi mereka terjamin secara finansial selama pensiun. Sementara itu juga, dibutuhkan waktu sekitar 25 tahun untuk memulihkan pasar saham. Kejatuhan ini pun akan segera membawa efek snow balls berupa kebangkrutan sehingga makin banyak orang takut diberhentikan dari pekerjaan mereka. Pada saat itulah, makin banyak orang yang sadar bahwa Era Industri telah BERLALU dan aturan dunia sudah BERUBAH untuk selama-lamanya. Pada Era Industri, aturannya dalah Anda bekerja keras dan PERUSAHAAN serta pemerintah yang akan mengurus Anda. Sedangkan pada Era Informasi, aturannya adalah Anda akan mendapatkan yang terbaik dengan mengurus diri sendiri. Maka mereka pun mencari peluang jaminan finansial pada bisnis jaringan. Menurut Kiyosaki, sepanjang sejarah, kebangkrutan mengikuti semua peningkatan secara pesat. Hal ini bisa menjadi berita baik bagi sebagian orang sekaligus berita buruk bagi sebagian orang lainnya. Namun, bagi bisnis pemasaran jaringan, dunia adalah wilayah kita. Jika kita memiliki bisnis pemasaran jaringan internasional, kebangkrutan bisa menjadi berita baik sebagaimana halnya dengan peningkatan pesat ekonomi. Itulah beberapa alasan, mengapa Kiyosaki melihat MASA DEPAN industri pemasaran jaringan semakin cerah. Kesimpulan: Mengapa bisnis pemasaran jaringan lebih unggul? • Sistem bisnis pemasaran jaringan adalah PIRAMIDA TERBALIK, yang puncaknya terbuka bagi siapa saja. • Bisnis pemasaran jaringan membuat orang berada pada kuadran B (business owner) -kuadran tempat orang-orang ultrakaya- sekaligus juga berada pada kuadran E (employee). • Rancangan pendidikan pada bisnis pemasaran jaringan bagus untuk membangun karakter dan kecerdasan emosional seseorang, sekaligus juga keahlian bisnis mereka. • Bisnis pemasaran jaringan mendidik orang yang bergabung di dalamnya menjadi seorang pemimpin. • Anda didampingi mentor yang akan selalu membimbing Anda, sehingga Anda tidak akan pernah merasa sendirian dalam menjalankan bisnis ini. • Investasi dan resiko bisnis pemasaran jaringan LEBIH KECIL dibandingkan membangun bisnis korporat tradisional. • Semakin Anda membantu diri sendiri dan membantu orang lain dalam bisnis pemasaran jaringan, maka Anda akan semakin bertambah kaya. • Kekuatan dan nilai bisnis jaringan selaras dengan DERET UKUR dan hukum Metcalf : Nilai ekonomis sebuah jaringan = Jumlah Pengguna². • Era Industri sudah berlalu dan aturan dunia sudah berubah. Di Era Informasi ini, bagi bisnis pemasaran jaringan internasional, kebangkrutan bisa menjadi berita baik sebagaimana halnya peningkatan pesat ekonomi.
Pengantar ilmu kesejahteraan social

www.ikeysukabumi.blogspot.com
ikey.mobilesports@gmail.com

Pengertian PIKS
• Secara umum dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang salah satu tujuannya adalah mempelajari dan mengembangkan teknik dan strategi guna menciptakan masyarakat yang sejahtera, bukan sekedar masyarakat yang mempunyai tingkat kemakmuran yang tinggi.
• Menggunakan metode bimbingan sosial perseorangan ( social case work), bmbingan sosial kelompok ( social group work), pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (cummunity organization and cummunity development). Selain metode-metode tersebut, ilmu kesejahteraan sosial memperluasnya lebih makro, seperti perencanaan kesejahteraan sosial ( ditingkat lokal, regional, nasional, internasional), penelitian kesejateraan sosial, administrasi kesejahteraan sosial
Definisi
• Getrude Wilson :” Social welfare is an organized concern of all people for all people”. ( kesejahteraan sosial; merupakan perhatian yang terorganisisr dari semua orang untuk semua orang ).
• Walter Friedlander :” social welfare is the organized system of social services and institutions, designed to aid individuals and group to attain satsfying standards of life and health”. ( kesejahteraan sosial merupakan sisitem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu atau kelompokagar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan).
• Elizabeth Wickenden : “ Social welfare includes those laws, programs, benefits and services with assure of strengthen provisions for meeting social needs recognized to the well-being of the population and the better functioning of the social order”. ( kesejahteraan sosial termasuk di dalamnya adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat).
• Undang-undang Republik Indonesia No. 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial pasal 2 ayat 1 : “kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan bathin, yang memungkinkan bagi setiap warga negra untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila”.
• Segal dan Brzuzy :” kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat “.
• Midgley menjelaskan bahwa :…..suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Pertama setinggi apa masalah-masalah sosial di kendalikan. Kedua, seluas apa kebutuhan-kebutuhan dipenuhi. Ketiga, setinggi apa kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi inidividu-individu, keluarga-keluarga, komunitas-komunitas bahkan seluruh masyarakat.
• Romanyshyn, kesejahteraan sosial dapat :… mencakup semua intervensi sosial yang mempunyai suatu perhatian utama dan langsung pada usaha peningkatan kesejahteraan individu dan masyarakat sebagai keseluruhan. Kesejahteraan sosial mencakup penyediaan pertolongan dan proses-proses yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhan dan pencegahan masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan kualitas hidup. Itu meliputi pelayanan-pelayanan sosial bagi individu dan keluarga juga usaha-usaha untuk memperkuat dan memperbaiki lembaga-lembaga sosial

• Wilensky dan Lebeaux, merumuskan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubunganpersonal dan sosial yang memberi kesempatan kepada individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas luasnya dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.

Berdasarkan definisi di atas sekurang-kurangnya dapat ditangkap pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik aspek fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi ataupun kehidupan spiritual.
Ks didefinisikan berbeda-beda oleh para ahli. Kesejahteraan sosial berdasarkan sudut pandang :
1. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi
2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu
3. Kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang kegiatan
4. Kesejahteraan sosial sebagai suatu gerakan
Ilmu kesejahteraan sosial secara umum dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang salah satu tujuannya adalah mempelajari dan mengembangkan teknik dan strategi guna menciptakan masyarakat yang sejahtera, bukan sekedar masyarakat yang mempunyai tingkat kemakmuran tinggi. Oki salah satu ujung tombak dalam upaya mensejahterakan masyarakat adalah dikembangkannya usaha kesejahteraan sosial.
Dunham : “… organized activities for the promotion of socisl well being through helping people to meet needs in such areas as family and child life, health, social adjusment, leisure time, standards of living, and social relationship. Social welfare services are conserned with inidividuals, groups, communities, and larger population units; these services include care, treatment, and prevetion”.
Usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang terorganisir dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia kearah kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatakn kualitas hidup itu dapat dilakukan melalui kehidupan anak dan keluarga, sektor kesehatan, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standar hidup maupun relasi sosial. Peningkatan kualitas hidup itu dilakukan melalui individu, kelompok, komunitas dan unit sosial yang lebih luas. Jenis usaha berupa perawatan, proses penyembuhan, dan pencegahan.
Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan masalah diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Banyak masalah yang dihadapi masyarakat dewasa ini, bila ditelusuri terkait dengan terkait dengan perubahan sosial yang terjadi secara cepat ( termasuk efek dari urbanisasi dan industrialisasi).
Sasaran Iks, meliputi :
1. Kondisi sejahtera individu, kelompok, dan komunitas
2. Aktivitas kesejahteraan sosial
3. Kebutuhan (pelayanan sosial)
4. Fakta kesejahteraan
5. Institusi/ organisasi pelayanan sosial and
6. Negara kesejahteraan

Orientasi Ilmu Kesejahteraan Sosial (suatu arah kerja kemana perkembangan sedang terjadi).
1. Orientasi akademik, mengemban tugas memprediksikan dan memecahkan masalah secara teoritis. Ilmu ks diharapkan menunjukkan kompetensinya membina teori-teori, baik dalam mengembangkan meta teori (pembinaan dan pengembangan teori tentang teori dan hipotesa teori) maupun teori praktek (penciptaan model-model pemecahan masalah).
2. Orientasi klinis, mengemban tugas mengarahkan tinjauan teoritik dan prediksi ilmu pada sistem klien, mencakup kegiatan diagnosa klien dan keterlibatan terhadap pemecahan masalah. Sejak awal perkembangan ilmu ks dan profesi pekerjaan sosial mengedepenkan orientasi ini.
3. Orientasi strategi, mengemban tugas memandang masalah yang ada di luar sistem klien. Sumber daya atau lingkungan di luar diri klien berpengaruh terhadap pemecahan masalah klien. Studi-studi kelayakan, riset, dan kebijakan sosial politik menandai keterkaitannya dengan penerapan ilmu kesejahteraan sosial dan praktek pekerjaan sosial.

Pekerjaan sosial
Max Siporin : “social work is defined as a social institutional method of helping people to prevent and resolve their social problems, to restore and enhance their social functioning”.
Pekerjaan sosial didefinisikan sebagai suatu metode institusi sosial untuk membantu orang mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosial mereka.
Komponen profesi
1. Kerangka pengetahuan ( body of knowledge) pekerjaan sosial
Pekerja sosial didalam memberikan pelayanan kepada klien harus mempergunakan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah teruji kevaliditasannya. Armando Morales dan Sheafor mendefisinikan pengetahuan sebagai berikut : ‘ knowledge may be generally definied as the acquantance with or theoretical or practical understanding of some branch of science, art, learning or other are involving study, research, or practical and the acquisition of skiils”. Pengetahuan pada umumnya dihasilkan dari research dan praktek yang sudah teruji ketepatan dan kebenarannya.
Pengetahuan pekerjaan sosial dapat dikelompokan kedalam tiga golongan, sesuai dengan aspek intervensi pekerjan sosial yaitu :
a. Pengetahuan tentang klien, baik klien sebagai individu, kelompok maupun masyarakat.
b. Pengetahuan tentang lingkungan sosial, yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan masyarakat dan kebudayaan ( society and culture)
c. Pengetahuan tentang profesi pekerjaan sosial profesional yang meliputi pengetahuan tentang :
* diri sebagai seorang Pekerja sosial
* profesi
* intervensi
2. kerangka nilai (body of values)
Nilai mempunyai pengaruh sangat besar di dalam pelaksanaan praktek Pekerjaan sosial. Nilai berkaitan dengan sesuatu yang dianggap baik dan diinginkan. Armando Morales dan Bradfoord W. Sheafor, mengatakan bahwa elemen-elemen nilai dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Nilai Pekerjaan sosial meliputi ;
* Nilai-nilai personal
* Nilai-nilai profesi
b. Nilai person/ pribadi yang mencakup nilai klien
c. Nilai lembaga dimana Pekerja sosial bekerja
d. Nilai masyarakat dimana praktek Pekerja sosial dilaksanakan
3. Kerangka keterampilan (body of skills)
Profesi tidak membahas teori saja tetapi berkaitan dengan penerapan ( praktek). Penerapan suatu teori membutuhkan keterampilan. Keterampilan merupakan perpaduan antara kerangka pengetahuan (body of knowledge) dan kerangka nilai (body of values). Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan kemampuan secara efektif dan siap untuk dipraktekan. Naomi I Brill dan Leonora Serafica-de Guzman mengatakan bahwa ketrampilan-ketrampilan Pekerja sosial adalah :
a. Differential diagnosis
Ketrampilan atau kemampuan Pekerja sosial untuk memahami keunikan klien, masalah, dan situasi sosialnya.
b. Timing
Ketrampilan Pekerja sosial untuk merencanakan dan menggunakan waktu secara tepat
c. Partialization
Ketrampilan Pekerja sosial untuk menentukan prioritas yaitu kemampuan untuk menentukan prioritas utama tentang kebutuhan klien yang harus segera dipenuhi dalam memecahkan masalah
d. Focus
Ketrampilan untuk mengkonsentrasikan usaha atau kegiatan terhadap aspek-aspek yang berpengaruh terhadap masalah dan situasi klien. Keterampilan fokus ini menghasilkan beberapa kesimpulan yang hendak dicapai yaitu berupa alternatif-alternatif pemecahan masalah.
e. Establishing partnership
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan Pekeja sosial dalam mengajak klien maupun orang-orang atau sistem sosial yang terkait dalam usaha pemecahan masalah.
f. Structure
ketrampilan ini mencakup kemampuan Pekerja sosial didalam mengkaitkan atau menghubungkan peranan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pertolongan. Struktur berkaitan dengan tempat dan batas-batas pelayanan. Di sini dapat ditentukan dapat atau tidaknya suatu kegiatan dilakukan, kapan dan dimana diadakan kegiatan sesuai dengan apa yang diperlukan.

Keterampilan-keterampilan Dasar menurut F.W Loewenberg, sebagai berikut :
a. Keterampilan-keterampilan berkomunikasi
b. Ketrampilan-keterampilan wawancara, pengamatan, dan penulisan
c. Keterampilan melakukan kontak pendahuluan
d. Keterampilan-keterampilan melakukan pengumpulan, pengungkapan, pengujian, penganalisaan, dan pemahaman masalah
e. Keterampilan-keterampilan dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah
Definisi2 digolongkan menjadi : kesejahteraan sosial sebagai kondisi, kesejahteraan sosial sebagai kegiatan, kesejahteraan sosial sebagai ilmu
Pindah ke atas piks
Def dari Midgley, Brzuzy, UU. No.6/1974, menekankan pengertian ks sebagai suatu keadaan
Pindah ke atas piks
Rumusan definisi dari Wickenden, Romanyshym dan Khan, memposisikan ks sbg ilmu

DEFINISI PEKERJAAN SOSIAL
1. ALLEN PINCUS dan ANNE MINAHAN mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut :
”social work is concerned with the interactions between people and their social environment which affect the ability of people to accomplish their life task, alleviate distress, and realize their aspirations and values”.
(Pekerjaan sosial berkepentingan dengan permasalahan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupan, mengurangi ketegangan,mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka).
Definisi ini mengandung 2 unsur pokok yaitu :
1. Menangani masalah interaksi antara orang dengan lingkungan sosial mereka.
2. Tujuannya agar orang tersebut dapat :
a. melaksanakan tugas-tugas kehidupan
b. mengurangi ketegangan dan gangguan
c. mewujudkan aspirasi dan nilai
2. CHARLES ZASTROW mendefinisikan Pekerjaan Sosial yaitu:
”social work is the professional actifity of helping individuals, groups, or communities to enhance or restore their capacity for social functioning and to create societal conditions favorable to their goals”.
(Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan).
Mengandung 3 unsur pokok yaitu :
1. Pekerjaan sosial dinyatakan sebagai kegiatan profesional
2. Sasaran kegiatan pekerjaan sosial adalah untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat.
3. Tujuan kegiatan pekerjaan sosial agar mereka dapat :
a. memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial
b. menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan mereka/orang dapat mencapai tujuan hidupnya.
3. WALTER A FRIEDLANDAR dan ROBERT Z APTE mendefinisikan pekerjaan sosial yaitu :
”social work is a profesional service, based on scientific knowledge and skill in human relations, which help individuals, groups, or communities obtain social or personal satisfaction and independence”
(Pekerjaan sosial merupakan suatu pelayanan profesional, yang prakteknya didasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan ilmiah tentang relasi manusia, sehingga dapat membantu individu, kelompok dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan).
Definisi ini mempunyai 3 unsur pokok yaitu :
1. Pekerjaan sosial merupakan pelayanan profesional
2. Prakteknya berdasarkan kepada pengetahuan dan ketrampilan ilmiah tentang relasi manusia
3. Tujuannya untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi, kepuasan sosial dan kebebasan.
4. UU RI NO.6/1974 TTG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 2
Ayat 1, Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.
Ayat 2. “Usaha-Usaha Kesejahteraan Sosial” ialah semua upaya, program, dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.
Ayat 3 “Pekerjaan Sosial” ialah semua keterampilan teknis yang dijadikan wahana bagi pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.
TUGAS DAN USAHA PEMERINTAH
(1). Tugas-tugas pemerintah ialah :
a. Menentukan garis kebijaksanaan yang diperlukan untuk memelihara, membimbing, dan meningkatkan usaha kesejahteraan sosial;
b. Memupuk, memelihara, membimbing dan meningkatkan kesadaran serta rasa tanggungjawab sosial masyarakat;
c. Melakukan pengamatan dan pengawasan pelaksanaan usaha kesejahteraaan sosial
Usaha-usaha pemerintah di bidang kesejahteraan sosial meliputi :
1. Bantuan sosial kepada Warganegara baik secara perseorangan maupun dalam kelompok yang mengalami kehilangan peranan sosial atau terjadi korban akibat terjadinya bencana-bencana, baik sosial maupun alamiah, atau peristiwa-peristiwa lain;
2. Pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial melalui penyelenggaraan suatu sisitem jaminan sosial;
3. Bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial, termasuk di dalamnya penyaluran kedalam masyarakat, kepada Waarganegara baik perorangan maupun dalam kelompok, yang terganggu kemampuannya untuk mempertahankan hidup, yang terlantar atau yang tersesat
4. Pengembangan dan penyuluhan sosial untuk meningkatkan peradaban, perikemanusiaan dan kegotong-royongan.
Pasal 5
(1). Pemerintah mengadakan usaha-usaha kearah terwujudnya dan terbinanya suatu sisitem jaminan sosial yang menyeluruh.
(2). Penyelenggaraan sisitem jaminan sosial tersebut dalam ayat 1 dilaksanakan berdasarkan atas peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
Penyelenggaraan pendidikan, latihan khusus dan latihan-latihan yang tertuju ke arah pembentukan tenaga-tenaga ahli dan kejuruan dalam profesi pekerjaan sosial di atur dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7
(1) Alat pemerintah dalam lapangan kesejahteraan sosial:
a. di tingkat pusat ialah Departemen yang diserahi tugas urusan kesejahteraan sosial dengan seluruh aparatnya;
b. di tingkat daerah ialah aparat-aparat yang diserahi tugas urusan kesejahteraan sosial di daerah di daerah
(2) Tugas, susunan dan wewenang serta hubungan alat kelengkapan pemrintah tersebut dalam ayat (1) pasal ini di atur dengan pereturan perundang-undangan
PERANAN DAN USAHA MASYARAKAT
Masyarakat mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan usaha kesejahteraan sosial dengan mengindahkan garis kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan sebagaimana ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan
Pasal 9
Untuk mencapai daya guna dan daya kerja sebesar-besarnya, bagi usaha masyarakat di bidang kesejahteraan sosial, ialah usaha kesejahteraan sosial dan pemenuhan jaminan sosial yang menyangkut kepentingan orang banyak, dapat dibentuk yayasan atau lembaga lain yang syarat-syarat dan cara-cara pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Usaha pengerahan dana dan penggunaannya bagi kegiatan kesejahteraan sosial di dalam masyarakat diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan.
Kesejahteran sosial merupakan suatu ‘ilmu’, yang termasuk dalam rumpun ‘ilmu’ sosial maka ia harus memenuhi kualifikasi keilmuan sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya. Merujuk pada pemikiran Black dan Champion, suatu ilmu hendaknya memiliki ciri sebagai berikut :
• empiris yaitu didasarkan pada pengamatan dan nalar, tidak bersifat imajinatif dan hasilnya tidak bisa spekulatif
• teoritis, yaitu berusaha untuk meringkas pengamatan yang kompleks kedalam proposisi yang abstrak dan saling berhubungan secara logika yang menyatakan hubungan kausal.
• Kumulatif yaitu teori-teori dikembangkan atas dasar teori lainnya; teori baru memperbaiki dan memperluas teori sebelumnya.
• Nonetis, yaitu tidak mempersoalkan apakah kegiatan-kegiatan tertentu dinilai baik atau buruk melainkan berusaha menjelaskan saja

Ilmu (sosial) merupakan sekelompok pengetahuan yang teratur yang membahas suatu sasaran tertentu (gejala-gejala sosial) untuk memperoleh keterangan dan atau arahan yang mengandung kebenaran.
PEKERJAAN SOSIAL
Sebagai suatu profesi masih dapat dikatakan sebagai profesi yang baru muncul pada awal abad kedua puluh, namun telah berakar sejak timbulnya revolusi industri. Pekerjaan sosial lebih berusaha untuk menyatukan berbagai bidang ilmu ataupun spesialisasi dari lapangan praktek, berbeda dengan profesi lain yang mengembangkan spesialisasi untuk mencapai kematangannya.

“social work is a new profession, born of the twentieth century. Unlike the older profession which developed specialization in their maturity, social works grew out of multiple specializations in diverse fields of practice…” (Robert W. Robert dan Robert H.Nee)
(pekerjaan sosial merupakan profesi yang baru muncul pada abad kedua puluh. Berbeda dengan profesi lain yang mengembangkan spesialisasi untuk mencapai kematangannya, maka pekerjaan sosial berkembang dari berbagai spesialisasi pada lapangan praktek yang berbeda…)

Menurut Thelma Lee Mandoza, pekerjaan sosial merupakan profesi yang memperhatikan penyesuaian antara individu dengan lingkungannya; dan individu (kelompok) dalam hubungan dengan situasi (kondisi) sosialnya.
Pandangan ini mengacu pada konsep “fungsi sosial” yang terkait dengan kinerja dari berbagai peranan sosial yang ada dalam masyarakat.
Permasalahan dalam pekerjaan sosial erat kaitannya dengan fungsi sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan lingkungannya.
Nilai-nilai Pekerjaan sosial
1. Setiap ,manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
2. Setiap manusia, sebagai anggota masyarakat mempunyai kewajiban untuk mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri yang menunjang kepentingan bersama/tujuan bersama (common good)
3. Masyarakat mempunyai kewajiban untuk pemenuhan kebutuhan individu dan berhak untuk mengembangkannya melalui partisipasi ataupun kontribusi warga masyarakatnya
4. Setiap orang memerlukan perkembangan yang harmonis dari kekuatan dan kesempatan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dasar secara fisik, psikis, ekonomi, kebudayaan, keindahan dan spiritual.
5. Semakin kompleksnya masyarakat maka diperlukan organisasi sosial yang terspesialisasi guna mendukung usaha individu untuk ‘merealisasikan diri’(self-realization)
6. Memungkinkan realisasi diri dan kontribusi pada masyarakat yang dilakukan oleh individu
Prinsip dasar pekerjaan sosial menurut Henry S. Maas, yaitu :
1. Penerimaan (acceptance)
2. Komunikasi (communication)
3. Individualisasi (individualization)
4. Partisipasi(participation)
5. Kerahasiaan(confidentiality)
6. Kesadaran diri(self awareness)
Midgley mengemukakan prinsip dasar pekerjaan sosial yang juga menjadi dasar praktek pekerjaan sosial, yaitu :
1. Individualisas(individualization)
2. intervensi langsung (direct intervention)
3. Determinasi diri (self determination)
4. Penerimaan (acceptance)
5. Kerahasiaan(confidentiality)


TUJUAN PEKERJAAN SOSIAL
Menurut NASW dalam Standars For The Classification Of Social Work Practice (1982), dikemukakan maksud dan tujuan utama pekerjaan sosial :
1. Memperkuat kemampuan orang untuk memecahkan, menghadapi masalah serta kemampuan developmental.
2. Menghubungkan orang dengan sistem-sistem yang dapat menyediakan sumber-sumber, pelayanan-pelayanan dan kesempatan-kesempatan.
3. Mengembangkan sistem-sistem yang dapat menyediakan sumber dan pelayanan bagi orang agar pelaksanaannya lebih efektif dan manusiawi
4. Memberikan sumbangan bagi pengembangan dan perbaikan kebijakan sosial
Fungsi Pekerjaan Sosial
Pincuss & Minahan (1973), mengemukakan bahwa fungsi pekerjaan sosial adalah :
1. Membantu orang untuk meningkatkan dan menggunakan secara lebih efektif kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan mereka dan memecahkan masalah mereka. Tugas :
a. mengidentifikasi dan mengadakan kontak dengan orang-orang ynag membutuhkan pertolongan dalam menghadapi pelaksanaan tugas-tugas kehidupan.
b. Memberikan pemahaman, dorongan/ dukungan kepada orang-orang yang sedang dilanda krisis
c. Memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk mengatakan tentang kesulitan-kesulitan yang dialaminya
d. Membantu orang untuk menguji beberapa alternatif pemecahan masalah dan memberikan informasi untuk membantu mengambil keputusan
e. Mengkonfrontasikan orang dengan realitas situasi mereka
f. Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan untuk membantu individu merealisasikan aspirasinya den melaksanakan tugas-tugas kehidupan.
2. Mengaitkan orang dengan sistem-sistem sumber. Tugas :
a. membantu mengidentifikasikan orang yang membutuhkan sistem sumber atau orang yang tidak mampu memanfaatkannya tetapi tidak menyadari bahwa mereka memenuhi persyaratan untuk menerima pelayanan dari sumber itu
b. memberikan informasi tentang adanya sumber yang dapat dimanfaatkan, menjelaskan hak-hak mereka untuk memanfaatkan, menjelaskan prosedur yang diperlukan
c. membantu orang untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam memanfaatkan sistem sumber
d. membuat referal dan membantu orang memperoleh sumber yang dibutuhkan
e. bertindak sebagai advokat dari sebagian orang yang mengalami kesulitan dalam memanfaatkan sumber maupun negosisi terhadap suatu sistem
3. Memberikan fasilitas interaksi dengan sisitem-sistem sumber. Tugas :
a. menginformasikan kepada sistem sumber kemasyarakatan untuk mengilustrasikan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan karena kesalahan prosedur pemberian pelayanan kepada konsumen.
b. Memberikan pelayanan sebagai konsultan bagi sistem kemayasrakatan termasuk memebrikan saran tentang metode-metode pemberian palayanan
c. Bertindak sebagai advokasi dari konsumen uantk menghadapi dengan sistem sumber kemasyarakatan.
4. Mempermudah interaksi didalam sistem-sistem sumber. Tugas :
a. menyalurkan informasi dari satu bagian sistem kepada bagian sistem yang lain.
b. Pekerja sosial dapat memihak dan mengadvokasi bagi kepentingan-kepentingan salah satu sistem yang kurang memiliki kekuatan, yaitu tidak mampu membuat keputusan maupun tidak endapatkan kepuasan dari pelaksanaan peranannya dalam sistem tersebut.
c. Pekerja sosial membantu mengorganisasi sub-sub/ bagian-bagian sistem dan bertindak sebagai advokat bagi mereka dan bekerja untuk merubah bagian-bagian sistem tersebut
d. Pekerja sosial dapat bertindak sebagai konsultan bagi anggota-anggota sistem dalam menjelaskan permasalahan-permasalahan yang dialami dan menyarankan perubahan pada prosedur operasional maupun peranan yang harus dilaksanakan
5. Mempengaruhi kebijakan sosial. Tugas :
a. pekerja sosial mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang permasalahan dan kondisi yang perlu diubah melalui perubahan kebijakan sosial
b. pekerja sosial dapat mendorong badan-badan sosial dimana ia bekerja atau sistem-sistem sumber kemasyarakatan maupun organisasi-organisasi formal agar mengambil sikap dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi sekelompok warga masyarakat.
c. Pekerja sosial dapat membentuk sistem-sistem baru untuk melaksanakan perubahan kebijakan sosial
d. Pekerja sosial dapat memberikan informasi kepada pembuat kebijakan sosial maupun sebagai advokat untuk mengadakan perubahan kebijakan sosial
e. Pekerja sosial dapat mendorong yang lain untuk menjadi advokat yang secara langsung berhubungan dengan pembuat kebijakan untuk mengadakan perubahan
f. Menyusun pelayanan, program, draf/konsep peraturan dan proposal guna mengubah kebijakan dan menciptakan pelayanan yang dibutuhkan
g. Pekerja sosial di dalam bekerja sama dengan orang lain dapat menguji eksistensi hukum dan kebijakan-kebijakan administratif melalui keputusan-keputusan pengadilan dalam memecahkan permasalahan yang spesifik.
6. Meratakan sumber-sumber material. Tugas:
a. pekerja sosial dapat menentukan kebutuhan dan ketepatan sumber-sumber sertamenentukan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk memanfaatkan sumber tersebut
b. pekerja sosial dapat membentuk suatu sistem sumber informal yang baru untuk orang-orang tertentu
c. pekrja sosial dapat menentukan tempat adanya sumber atau persyaratan-persyaratan untuk memenfaatkan sumber
d. pekerja sosial dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada orang yang akan bertindak sebagai sistem sumber
e. pekerja sosial mempersiapkan orang untuk memanfaatkan sumber tersebut secara efektif
f. pekerja sosial memonitor dan mensupervisi pemanfatan sumber-sumber tersebut.
7. Bertindak sebagai pelaksana kontrol sosial. Tugas :
a. pekerja sosial mensupervisi orang yang dicap bertingkahlaku menyimpang (deviant behavior)
b. pekerja sosial menyelidiki laporan-laporan tentang adanya praktek-praktek penterlantaran dan penyiksaan
c. pekerja sosial dapat memberikan lisensi kepada sumber-sumber yang memberikan fasilitas untuk menjamin pelayanan yang memadai bagi orang-orang yang membutuhkan

PERANAN PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL;
Menurut Zastrow peran yang biasa dilakukan oleh pekerja sosial ataupun sarjana kesejahteraan sosial :
1. Enabler. Sebagai enabler seorang pekerja sosial membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka; mengidentifikasikan masalah mereka; dan mengembangkan kapasitas mereka agar mereka dapat menangani masalah yang mereka hadapi.
Fokusnya adalah help people to help themselves.
2. Broker. Seorang broker berperan dalam menghubungkan individu atau kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat, tetapi tidak mengetahui dimana dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut.
3. Expert. Sebagai tenaga ahli, ia lebih banyak memberikan advis (saran) dan dukungan informasi dalam berbagai area.
Namun harus disadari bahwa usulan dan saran yang diberikan bukanlah mutlak harus dijalankan masyarakat, tetapi usulan dan saran tersebut lebih merupakan masukan gagasan untuk bahan pertimbangan masyarakat tersebut.
4. Social Planner. Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam masyarakat, menganalisanya dan menyajikan alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah tersebut.
lebih mengfokuskan pada tugas-tugas yang terkait dengan pengembangan dan pengimplementasian program.
5. Advocate. Sebagai advokat, peran ini dicangkok dari profesi hukum. Peran ini merupakan peran yang aktif dan terarah (directive), dimana pekerja sosial menjalankan fungsi sebagai advokat (advocacy) yang mewakili masyarakat (individu/keluarga.kelompok.masyarakat) yang membutuhkan suatu bantuan ataupun layanan, tetapi institusi yang seharusnya memberikan bantuan tersebut tidak memperdulikan (bersikap nagatif ataupun menolak tuntutan warga)
6. Activist. Sebagai activist, pekerja sosial melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar, dan seringkali tujuannya adalah pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan.
Activist biasanya memperhatikan isue tertentu seperti ketidak sesuaian dengan hukum yang berlaku, ketidak adilan, dan perampasan hak. Taktik yang biasa dilakukan, melalui konflik, konfrontasi (demonstrasi) dan negosiasi.
7. Educator. Peran sebagai pendidik, pekerja sosail diharapkan mempunyai ketrampilan sebagai pembicara dan pendidik.
Pekerja sosial harus mampu berbicara didepan publik untuk menyampaikan informasi mengenai hal-hal tertentu sesuai dengan bidang yang ditanganinya



SISTEM SUMBER PERTOLONGAN
MAX SIPORIN
Sumber merupakan bahan dasar yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jenis-jenis sumber pertolongan kehidupan manusia;
1. Sumber internal dan eksternal. Internal berupa kemampuan intelektual, imaginasi, kreativitas, motivasi, kegairahan, karakter moral, kekuatan dan ketahanan fisik/stamina, ketampanan/ kecantikan serta pengetahuan Eksternal; harta kekayaan, prestise, mata pencaharian, saudara-saudara yang kaya, teman yang berpengaruh dan hak-hak jaminan.
2. Sumber Formal Dan Non Formal. Formal berupa tokoh-tokoh formal, organisasi-organisasi yang secara formal mewakili masyarakat, seperti guru, pekerja sosial, badan konseling, dan badan-badan sosial pemberi pelayanan. Non formal berupa dukungan emosional maupun sosial dari kerabat, teman serta tetangga.
3. Sumber Manusia Dan Non Manusia. Manusia adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk digali dan dimanfaatkan untuk membantu memecahkan permasalahan klien Non manusia adalah materiill atau benda
4. Sumber simbolik partikularistik, konkrit-universalistik, pertukaran nilai. Berupa informasi dan status sosial seseorang. Konkrit universalistik berupa pelayanan-pelayanan maupun benda-benda konkrit

PERTUKARAN NILAI BERUPA KASIH SAYANG MAUPUN UANG.
Pinkus membagi 3 golongan sistem sumber:
1. Infomal. Berupa keluarga, teman, tetangga maupun orang lain yang bersedia membantu. Dalam bentuk dukungan emosional, kasihsayang, nasehat, informasi, payanan konkrit lain seperti pinjam uang.
2. Formal. Adalah keanggotaan dalam oraganisasi yang bertujuan untuk meningkatkan minat anggota mereka.
3. Kemasyarakatan. Berupa rumah sakit, badan-badan adopsi, program-program latihan kerja, pelayanan-pelayanan resmi lainnya.

PERKEMBANGAN SOSIAL MANUSIA

NO PERKEMBANGAN
DAN
USIA KEBUTUHAN
&
TUGAS MASALAH
YANG
KHUSUS PELAYANAN -PELAYANAN
SOSIAL
1 Masa Bayi
(0 – 2 Tahun)
dan
Awal Kanak-kanak
(2 – 6 Tahun)  Mendapatkan perawatan yang baik
 Mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua
 Belajar menggunakan organ tubuh secara maksimal
 Dikenalkan pada lingkungan bermainnya
 Diajarkan untuk membaca
 Diajarakan membedakan hal-hal yang benar dan salah sesuai lingkungannya
 Dikenalkan pada semua anggota keluarga besar orang tuanya
 Mulai bermain dengan teman sebayanya  Orang tua yang terlampau sibuk sehingga harus menyewa Baby Sister.
 Tidak tercukupinya gizi yang sehat.
 Kesalahan dasar pola asuh pada anak.
 Kasih sayang yang tidak sepenuhnya dari kedua orang tua
 Baby Sister yang kurang bisa mengasuh dengan benar-benar.  Play Group
 T P A
 Taman Kanak - kanak
 Program day – care child – care
 Adopsi
 Asuhan keluarga
 Bimbingan keluarga
 Asuhan dalam panti
2 Akhir Masa
Kanak – kanak
(7- 12 Tahun)  Mempelajari kegunaan organ tubuh yang diperlukan untuk bermain dengan teman-temannya
 Mulai mencari cara untuk membebaskan diri bergaul dengan teman sebayanya
 Mulai menunjukan identitas diri dengan teman sebayanya
 Mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
 Melakukan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab ingin tahunya
 Semakin giat mempelajari lingkungan terdekatnya
 Kesalahan pergaulan pada yang bukan seusia dengannya
 Kekangan-kekangan yang mulai ditunjukan orang tua yang terlalu banyak
 Namun ada pula yang memberikan kebebasan terlalu besar
 Jawaban yang kurang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan anak
 Biaya pendidikan yang kurang dari kedua orang tua
 Sekolah Dasar
 Bantuan finansial
 Adopsi
 Asuhan keluarga
 Bimbingan keluarga
 Asuhan dalam panti
 Asuhan non panti
 JPS
3 Masa Remaja
(13 – 18 Tahun)  Semakin besar rasa ingin tahu
 Mulai mempelajari dengan seksama organ tubuh seks
 Menentukan hoby dan kesenangannya sendiri
 Mulai mencari jati diri
 Menerima dengan mudah terhadap lingkungannya, baik maupun buruk
 Mencapai ketidakstabilan emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa lainnya
 Mulai mendapatkan teman yang sangat karib
 Mampu mengembangkan potensi secara maksimal dalam dirinya
 Memaksimalkan kemampuan sosialisasinya  Sulitnya bersosialisasi
 Belum tumbuhnya rasa tanggung jawab
 Kurangnya bimbingan dari orang tua terhadap anak mengenai pendidikan seks
 Kesalahan pergaulan akibat kurang stabilnya emosional
 Kesalahan persepsi tentang pertanyaan yang bersifat pribadi
 Kurang percaya diri karena status sosial yang menurutnya kurang
 SMP
 SMA
 Home makers dan home helps
 Community centers untuk pemuda / remaja
 Program – program bagi anak – anak terlantar
 JPS

4 Awal Masa Dewasa
(18 – 40 Tahun)  Mulai mencari pacar
 Menentukan pasangan hidup
 Mencapai stabilitas emosional yang maksimal
 Mencari dan mendapatkan pekerjaan
 Memiliki keluarga
 Mengelola rumah tangga
 Menjalankan peran anggota keluarga dengan baik
 Menjalankan peran anggota masyarakat
 Mencari pengakuan terhadap status sosial
 Memaksimalkan pencarian materi dan rohani  Sulitnya mencari pekerjaan, sehingga menjadi seorang pengangguran
 Kurangnya rasa percaya diri, dan sulit untuk memiliki pasangan
 Sulit bersosialisasi
 Masalah finansial
 Perceraian
 Tidak mendapat pengakuan sebagai anggota masyarakat yang baik  PERGURUAN TINGGI
 Program Asuransi
 Pelayanan Pendidikan
 Pelayanan Perumahan
5 Masa Dewasa Usia Pertengahan
(40 – 60 Tahun)
 Mencapai tanggung jawab sosial secara maksimal
 Mempersiapkan untuk masa depan anak-anaknya
 Masa-masa produktivitas dalam berkarir
 Mulai mengalami kesulitan mengasuh anak yang beranjak remaja
 Mencari status lebih, terutama materi
 Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
 Menyesuaikan diri dengan orang yang lebih muda



 Menganggap benar setiap yang di-doktrinkan pada orang yang ada disekitarnya
 Aktivitas yang terlalu berlebihan dalam karier, sehingga melewatkan hal – hal yang penting dalam keluarga ataupun lingkungan
 Mulai mengalami kemunduran fisik
 Gagal dalam berkarier, sehingga stress
 Kurang percaya diri akibat materi yang berkekurangan
 Masalah finansial  Program – program penyembuhan bagi penderita mental
 Program Asuransi
 Penyuluhan keluarga
 Penyegaran rohani
6 Masa Tua
(60 – Meninggal)  Menurunnya fisik dan kesehatan
 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga
 Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 Membentuk hubungan dengan orang – orang yang seusia
 Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
 Mencari perhatian yang lebih dari anak dan cucunya
 Merasa kesepian dengan keadaan masa tuanya  Kondisi fisik melemah, dan sering sakit
 Tidak adanya perhatian dari keluarganya sendiri
 Jompo yang tertelantarkan
 Sifat terkadang kembali pada sifat kanak – kanak
 Masalah finansial




 Program bagi lanjut usia
 Program Asuransi
 Pensiunan
 Panti jompo
 Panti werda
PARIWISATA
www.ikeysukabumi.blogspot.com
ikey.mobilesports@gmail.com

Pengertian pariwisata
a. Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa:
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu :
(1) Kegiatan perjalanan;
(2) Dilakukan secara sukarela;
(3) Bersifat sementara;
(4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Berkaitan dengan istilah pariwisata ini terdapat berbagai pandangan yang berbeda dalam pendefinisiannya, tergantung kepada dari sisi mana mereka memandang dan bagaimana cara pendekatannya.

b. Menurut Goeldner Cs.(2000)
Parawisata adalah kombinasi aktivitas, pelayanan dan industri yang menghantarkan pengalaman perjalanan: transportasi, akomodasi, usaha makanan dan minimuan, toko, hiburan, fasilitas aktivitas dan pelayanan lainnya yang tersedia bagi perorangan atau grup yang sedang melakukan perjalanan jauh dari rumah
c. Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti (1992:8)
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.
d. Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47)
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
e. H.Kodhyat (1983:4)
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
f. James J.Spillane (1982:20)
Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
g. Salah Wahab (1975:55)
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.


B. Etika Perencanaan Suatu Kawasan Wisata.
a. Syamsu, dkk (2001) mengatakan :
Bahwa Perencanaan pengembangan suatu kawasan wisata memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan seperti: Marketing Research, Situational Analysis, Marketing Target, Tourism Promotion, pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam promosi dan Marketing. Lebih lanjut dijelaskan, untuk menjadikan suatu kawasan menjadi objek wisata yang berhasil haruslah memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.
1) Faktor kelangkaan (Scarcity) yakni: sifat objek/atraksi wisata yang tidak dapat dijumpai di tempat lain, termasuk kelangkaan alami maupun kelangkaan ciptaan.
2) Faktor kealamiahan (Naturalism) yakni: sifat dari objek/atraksi wisata yang belum tersentuh oleh perubahan akibat perilaku manusia. Atraksi wisata bisa berwujud suatu warisan budaya, atraksi alam yang belum mengalami banyak perubahan oleh perilaku manusia.
3) Faktor Keunikan (Uniqueness) yakni sifat objek/atraksi wisata yang memiliki keunggulan komparatif dibanding dengan objek lain yang ada di sekitarnya.
4) Faktor pemberdayaan masyarakat (Community empowerment). Faktor ini menghimbau agar masyarakat lokal benar-benar dapat diberdayakan dengan keberadaan suatu objek wisata di daerahnya, sehingga masyarakat akan memiliki rasa memiliki agar menimbulkan keramahtamahan bagi wisatawan yang berkunjung.
5) Faktor Optimalisasi lahan (Area optimalsation) maksudnya adalah lahan yang dipakai sebagai kawasan wisata alam digunakan berdasarkan pertimbangan optimalisasi sesuai dengan mekanisme pasar. Tanpa melupakan pertimbangan konservasi, preservasi, dan proteksi.
6) Faktor Pemerataan harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan manfaat terbesar untuk kelompok mnasyarakat yang paling tidak beruntung serta memberikan kesempatan yang sama kepada individu sehingga tercipta ketertiban masyarakat tuan rumah menjadi utuh dan padu dengan pengelola kawasan wisata.
C. Pariwisata Berkelanjutan
a. Menutut Ardiwidjaja (2003), mengatakan :
Bahwa berkelanjutan dapat diartikan kelestarian yang menyangkut aspek fisik, sosial, dan politik dengan memperhatikan pengelolaan sumber daya alam (resources management) yang mencakup hutan, tanah, dan air, pengelolaan dampak pembangunan terhadap lingkungan, serta pembangunan sumber daya manusia (human resources development).
b. Sedangkan Swarbrooke (1998), mengatakan :
bahwa pada hakekatnya pariwisata berkelanjutan harus terintegrasi pada tiga dimensi. Tiga dimensi tersebut adalah ;
1) dimensi lingkungan,
2) dimensi ekonomi, dan
3) dimensi sosial.
Selanjutnya berdasarkan konteks pembangunan berkelanjutan, pariwisata berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai: pembangunan kepariwisataan yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan dengan tetap memperhatikan kelestarian (conservation, environmental dimention), memberi peluang bagi generasi muda untuk memanfaatkan (economic dimention) dan mengembangkannya berdasarkan tatanan social ( social dimention ) yang telah ada.
D. Jenis-jenis Pariwisata
a. Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut :
1. Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
2. Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.


3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya
4. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan.
5. Wisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.
6. Wisata Buru
Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.
7. Wisata Ziarah
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas. Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu. Termasuk gagasan–gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.
b. menurut kajian para ahli ekonomi dan sosiologi bahwa jenis pariwisata bisa dibedakan, sebagai berikut :
 Pleasure Tourism
 Recreation Tourism
 Cultural Tourism
 Sports Tourism
 Business Tourism
 Covention Tourism
1. PARIWISATA UNTUK MENIKMATI PERJALANAN (PLEASURE TOURISM)
Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkantempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru,untuk memenuhi kehendak ingin-tahunya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota, atau bahkan sebaHknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar ataupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan. Sementara orang mengadakan perjalanan semata-mata untuk menikmati tempat-tempat atau alam lingkungan yang jelas berbeda antara satu dengan lainnya. Yang lain akan bangga jika dapat mengirirnkan gambar-gambar untuk menyatakan bahwa telah begitu banyak kota maupun negara yang telah dikunjungi. Jenis pariwisata ini menyangkut begitu banyak unsur yang sifatnya berbeda-beda, disebabkan pengertian pleasure akan selalu berbeda kadar pemuasnya sesuai dengan karakter, cita rasa, latar belakang kehidupan, serta temperamen masing-masing individu.
2. PARIWISATA UNTUK REKREASI (RECREATION TOURISM)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya. Biasanya, mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi tersebut (misalnya di tepi pantai, di pegunungan, di pusat-pusat peristira-hatan atau pusat-pusat kesehatan) dengan tujuan menernukan kenikmatan yang diperlukan. Dengan kata lain mereka lebih menyukai health resorts.Termasuk dalam kategori ini ialah mereka yang karena alasan kesehatan dan kesembuhan harus tinggal di tempat-tempat yang khusus untuk memulihkan kesehatannya, seperti di daerah surnber-surnber air panas dan lain-lain.
3. PARIWISATA UNTUK KEBUDAYAAN (CULTURAL TOURISM)
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat-istiadat, kelembagaan. dan cara hidup rakyat negara lain; untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradabao masa lalu atau sebaliknya penenuan-penemuan besar masa kini, pusat-pusat kesenian, pusat-pusatkeagamaan; atau juga untuk ikut serta dalarn festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.
4. PARIWISATA UNTUK OLAH RAGA (SPORTS TOURISM)
Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori:
a) Big Sports Events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada olah ragawannya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau penggemarnya.
b) Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berburu, memancing, dan lain-lain. Negara yang memiliki banyak fasilitas atau tempat-tempat olah raga seperti ini tentu dapat menarik sejumlah besar penggemar jenis olahraga pariwisata ini.
5. PARIWISATA UNTUK URUSAN USAHA DAGANG (BUSINESS TOURISM)
Seperti disebutkan di muka, jenis pariwisata ini telah menimbulkan berbagai persoalan. Banyak ahli teori, ahli sosiologi maupun ekonomi beranggapan bahwa perjalanan untuk keperluan usaha tidak dapat dianggap sebagai perjalanan wisata karena unsur voluntary atau sukarela tidak terlibat. Menurut para ahli teori, perjalanan usaha ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan. Ide pilihan yang dianggap fundamental dari individual liberty atau kebebasan individu yang merupakan bagian penting dari pariwisata tidak nampak. Dalam istilah business tourism tersirat tidak hanya professional trips yang dilakukan kaum pengusaha atau industrialis, tetapi juga mencakup semua kunjungan ke pameran, kunjungan ke instalasi teknis yang bahkan menarik orang-orang di luar profesi ini. Juga haras puia diperhatikan bahwa kaum pengusaha tidak hanya bersikap dan berbuat sebagai konsumen, tetapi dalam waktu-waktu bebasnya, sering berbuat sebagai wisatawan biasa dalam pengeitian sosiologis karena mengambil dan memanfaatkan keuntJLmgan dari atraksi yang terdapat di negara lain tersebut.
6. PARIWISATA UNTUK BERKONVENSI (CONVENTION TOURISM)
Peranan jenis pariwisata ini makin lama makin penting. Tanpa menghitung banyaknya konvensi atau konferensi nasional, banyaknya simposium maupun sidang yang diadakan setiap tahun di berbagai negara pada tahun 1969 telah ditaksir sebanyak 3.500 konferensi internasional. Jumlah setiap tahunnya terus meningkat dan diperkirakan mencapai angka 9.500 untuk tahun 1975 dan 19.000 konferensi internasional untuk tahun 1980. Di samping itu, perlu ditambahkan pula adanya berbagai perternuan dari badan-badan atau organisasi internasional. Konvensi dan perternuan bentuk ini sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara. Jika pada taraf-taraf perkembangannya konvensi-konvensi semacam itu hanya dilakukan secara tradisional di beberapa kota tertentu, maka sekarang berbagai tourist resorts atau daerah-daerah wisata banyak yang menawarkan diri untuk dijadikan tempat konferensi. Bahkan untuk tujuan tersebut telah ada beberapa negara seperti Belgia maupun Francis yang membentuk asosiasi-asosiasi sebagai sarana yang dianggap penting untuk mencapai tingkatpengisian kamar-kamar yang layak pada hotel-hotel mereka, terutama pada musim-musim menurunnya jumlah wisatawan yang masuk ke negara-negara tersebut. Banyak negara yang menyadari besarnya potensi ekonomi darijenis pariwisata konferensi ini sehingga mereka saling berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan bangunan-bangunan yang khusus diperlengkapi untuk tujuan ini atau membangun pusat-pusat konferensi lengkap dengan fasilitas mutakhir yang diperlukan untuk menjamin efisiensi operasi konferensi.
WIRAUSAHA
A. Pengertian wirausaha
a. Geoffrey G. Meredith et al (2000)
Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses
b. Marzuki Usman, 1997:3
Wirausaha adalah Seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumberdaya seperti financial (money), bahan mentah (matrials), dan tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi atau pengembangan organisasi
c. David Mc Clelland
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. menurut David Mc Clelland Ada 9 Karakteristik Wirausaha yaitu :
1. Dorongan Berprestasi
2. Bekerja Keras
3. Memperhatikan Kualitas
4. Sangat Bertanggung Jawab
5. Berorientasi Pada Imbalan
6. Optimis
7. Berorientasi Pada Hasil Karya Yang Baik
8. Mampu Mengorganisikan
9. Berorientasi Pada Uang
B. Keuntungan & Kerugian Berwirausaha
Keuntungan dan kesrugian menurut ( menurut Geoffrey G. Merideth dan Peggi Lambing & Charles L Kuehl ) yaitu :
 KEUNTUNGAN
• Kesempatan untuk mengontrol jalan hidup sendiri dengan imbalan kepemilikan yang diperoleh dari kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko
• Kesempatan menggunakan kemampuan dan potensi diri secara penuh dan aktualita diri untuk mencapai cita-cita
• Kesempatan untuk meraih keuntungan tak terhingga dan masa depan yang lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat
• Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan kerja dan pengabdian serta memperoleh pengakuan
• Otonomi (Pengelolaan yg bebas & tidak Terikat - “Boss”)
• Tantangan Awal dan Perasaan Motif Prestasi (Merupakan hal yg mengembirakan, peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan, sangat memotivasi wirausaha)
• Kontrol Finansial (Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan sendiri)
 KERUGIAN
• Tidak ada kepastian pendapatan
• Resiko kehilangan modal/asset/investasi
• Meningngalkan zona kemapaman
• Pengorbanan Personal (Pada awal bekerja keras, sedikit waktu untuk kepentingan keluarga dan rekreasi)
• Beban Tanggung Jawab (Mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil, dll)
• Margin Keuntungan Kecil & Kemungkinan Gagal (Mempergunakan Modal sendiri yang relatif kecil sehingga margin kecil)
C. Asas Pokok Kewirausahaan
a. Nyoman Rudana ( 2007 ) :
1. Mampu dan berani membuat keputusan dan mengambil resiko yang paling minimal.
2. Tekun, teliti dan produktif.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Kebersamaan dan etika bisnis.
5. Kemauan kuat untuk berkarya dengan semangat mandiri serta siap bekerja keras.
6. Pantang menyerah

D. Dimensi Kewirausahaan
Kewirausahaan menyangkut tiga dimensi penting, yakni
1. Inovasi :
• mengacu pada pengembangan produk, jasa atau proses yang unik.
• memfokuskan perubahan pada dimensi sosial ekonomi perusahaan. berdasarkan pada kreativitas dan intuisi. Orang yang kreatif dan intuitif dikenal menyukai lingkungan kerja yang memberikan independensi dan otonomi yang tinggi.

2. Pengambilan resiko :
• mengacu pada kemauan aktif untuk mengejar peluang secara bekerja keras dengan adanya keinginan untuk berkembang.

3. Proaktif :
• Kewirausahaan sebagai pengambil risiko dan melakukannya, ketimbang sekedar bereaksi terhadap lingkungannya.
• Proaktif juga berkaitan dengan implementasi, melakukan apapun yang dilakukan untuk membawa konsep kewirausahaan pada pelaksanaan. Seorang wirausaha harus memiliki karakter dasar yaitu visi yang jauh kedepan yang menjadi dasar pendorong perubahan dan kemampuan mengkombinasikan berbagai sumberdaya untuk mewujudkan visinya menjadi sesuatu karya nyata. Seorang penulis membuat analogi bahwa mencari ciri seorang wirausahawan sama dengan mencari binatang mitos. Orang merasa mengetahui bentuknya, tetapi kalau dicari tidak bisa ditemukan di manapun.
PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PERKEMBANGAN WIRAUSAHA
2.3.1 ANALISIS PENGARUH SOSIAL PARIWISATA TERHADAP WIRAUSAHA
A. Aspek Sosial wisata yang Tertinggal terhadap wirausaha
Pariwisata adalah fenomena kemasyarakatan, yang menyangkut manusia, masyarakat, kelompok organisasi, kebudayaan, dan sebagainya, yang merupakan objek kajian sosiologi. Namun demikian kajian sosiologi belum begitu lama dilakukan terhadap pariwisata, meskipun pariwisata sudah mempunyai sejarah yang sangat panjang. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa pariwisata pada awalnya lebih dipandang sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para wirausaha, dan tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi masyarakat wirausaha maupun daerah (negara).
Sebagaimana halnya dengan pembangunan pariwisata secara umum, ada beberapa hal yang menyebabkan para wirausaha kurang mendapat perhatian. Dengan mengikuti teori modernisasi klasik, pembangunan pariwisata di dunia ketiga umunya memberikan penekanan pada para wirausaha. Paradigma dan program-program yang memfokuskan perhatian pada para wirausaha seringkali bertentangan dengan program-program dengan penekanan aspek sosial. Dalam konflik kepentingan ini, aspek sosial lebih sering dikalahkan. Masih dalam kaitan dengan focus ekonomi yang ada pada wirausaha, salah satu tujuan setiap program pembangunan wirausaha adalah untuk mengejar produktivitas, dan dalam usaha ini wirausaha dipandang sebagai ‘faktor produksi’ yang mekanis, maka berbagai aspek sosial- manusia (wirausaha, dan budaya kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Faktor lain yang memarginalisasi para wirausaha adalah karena performance indicator (kinerja atau keberhasilan) umumnya diukur secara statistika atau kuantitatif. Sementara itu sebagian besar dari isu masyarakat wirausaha bersifat kualitatif, sehingga tidak termasuk dalam indikator keberhasilan ‘pembangunan’. Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan tidak memberikan perhatian serius terhadap para wirausaha ini. Apalagi jika dilihat dalam perkembangan wirausaha diindonesia memang sangat sulit diukur. Kesulitan mengukur ini ditambah lagi dengan kesulitan menentukan ‘hasil’ dari program-program dalam bidang wirausaha sangat sulit diisolisasi, sehingga sulit juga untuk menentukan secara pasti adanya hubungan sebab-akibat (cause and effect) dalam pendapatan wirausaha, apalagi dalam waktu yang singkat.
Penggunaan perencana dari luar,sesuai dengan dalil-dalil teori modernisasi, sering secara tidak sadar membawa nilai-nilai luar apalagi nilai luar dalam pengaruh wisata, serta memaksakan penerapan nilai-nilai tersebut di daerah yang dibangun. Sifat etnosentrisme perencana dari luar pariwisata ini sering menihilkan budaya lokal. Etnosentrisme perencana (konsultan) luar pariwisata ini didukung kemudian oleh sentralisasi pengambilan keputusan, dimana masyarakat lokal tidak mempunyai peran di dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup atau menentukan masa depan mereka.
Belakangan masyarakat wirausaha ini mulai diperhatikan, karena berbagai alasan. Di kalangan pemerintah, mulai muncul wacana bahwa pembangunan wirausaha tersebut sesungguhnya adalah untuk kemajuan negara, sebagai suatu proses belajar (social-learning process), dan dalam hal ini wirausaha merupakan pusat dan penggerak dalam motivasi suatu usaha, sekaligus untuk siapa pembangunan wirausaha tersebut dilakukan, sesuai dengan konsep people-centred development (David Korten, 1987). Jadi wirausaha bukan sekedar ‘faktor produksi’.
Kritik tajam juga banyak ditujukan kepada teori modernisasi klasik, dan mengingatkan akan pentingnya unsur non-material dalam pembangunan wirausaha, seperti human dignity (Julius Nyerere), social needsspiritual needs (Apthorpe). Menurut faham humanism, pembangunan wirausaha harus diusahakan untuk ‘memanusiakan manusia’, sebagaimana berkembang dalam wacana pembangunan wirausaha di Zambia dan Tanzania. Dalam pemanusiaan manusia ini, pembangunan wirausaha harus memberikan penghargaan terhadap nilai ‘rasa dan kerja keras’.
Pengalaman empiris diindonesia telah banyak membuktikan bahwa begitu banyak dana dan waktu dikeluarkan untuk melakukan ‘pembangunan untuk wisata’, tetapi mengalami kegagalan. Tidak jarang, pembangunan itu justru mengundang protes dari masyarakat yang berwirausaha di mana pembangunan tsb dilaksanakan (indigenous people). Kegagalan program yang tidak adaktif secara sosial-budaya ini memberikan pelajaran penting bagi para wirausaha, betapa aspek sosial-budaya untuk pariwisata harus mendapatkan tempat dalam perencanaan pembangunan usaha, bukan saja sebagai ‘aspek pinggiran’.
B. Pengaruh Sosial Pariwisata terhadap wirausaha
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat wirausaha, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat yang ingin berwirausaha guna mendapatkan keuntungan. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat wirausaha mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya dalam suatu usaha. Pengaruh pariwisata merupakan wilayah kajian yang paling banyak mendapatkan perhatian dalam literatur, terutama pengaruh pariwisata terhadap masyarakat local yang ingin berwirausaha. Di lain pihak, pengaruh pariwisata terhadap wisatawan dan/atau negara asal wisatawan belum banyak mendapatkan perhatian.
Di Indonesia meskipun pariwisata juga bisa menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat wirausaha secara politik, keamanan, dan sebagainya, pengaruh pariwisata terhadap masyarakat setempat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah:
• Pengaruh sosial ekonomi terhadap wirausaha.
• Pengaruh sosial-budaya pariwisata terhadap wirausaha.
a. Penggaruh Sosial Ekonomi terhadap wirausaha
Pengaruh pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat wirausaha dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu:
• Pengaruh terhadap penerimaan devisa,
• Pengaruh terhadap pendapata masyarakat,
• Pengaruh terhadap kesempatan kerja,
• Pengaruh terhadap harga-harga,
• Pengaruh terhadap distribusi manfaat/keuntungan,
• Pengaruh terhadap kepemilikan dan control
• Pengaruh terhadap pembangunan pada umumnya, dan
• Pengaruh terhadap pendapatan pemerintah.
Hampir semua literatur dan kajian studi lapangan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dinilai positif bagi para wirausaha, yaitu pengaruh yang diharapkan, bahwa peningkatan pendapatan wirausaha dari peningkatan penerimaan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah, dan sebagainya. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya. Meskipun sulit melakukan penghitungan secara pasti terhadap angka pengganda ini, dari beberapa daerah/negara telah dilaporkan besarnya angka pengganda yang bervarisasi.
Peranan pariwisata juga sangat besar di Indonesia yaitu : ( menurut Santosa, 2001), Devisa yang diterima secara berturut-turut pada tahun 1996, 1997, 1998, 1999, dan 2000 adalah sebesar 6,307.69; 5,321.46; 4,331.09; 4,710.22; dan 5,748.80 juta dollar AS. Pada tahun 2002 dan 2003, meskipun mengalami tragedi Kuta (Bom Bali), nilai devisa juga masih tetap tinggi, yaitu US$ 4.496 Milyard tahun 2002 dan US$ 4.307 Milyard tahun 2003 (Nirwandar, 2004).
Sebagai contoh Perananan pariwisata dalam pembangunan ekonomi DTW seperti Bali, yang memang sudah terkenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia, tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan tidak tersedianya sumber daya alam seperti migas, hasil hutan, ataupun industri manufaktur yang berskala besar, maka pariwisata telah menjadi sektor andalan dalam pembangunan usaha bagi para wirausaha. Kontribusi pariwisata menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 penukaran valuta asing senilai 95,105 juta dollar AS. Angka ini mengalami kenaikan, menjadi 456,105 juta dollar AS pada tahun 1990, dan pada tahun1997 (sesaat sebelum krismon) menjadi 1.380,454 juta dollar AS. Selanjutnya, karena nilai tukar dollar yang melonjak, penukaran valuta asing hanya mencapai nilai 865,078 juta dollar AS pada tahun 2000.
Erawan (1999) menemukan bahwa pada tahun 1998, dampak pengeluaran wisatawan terhadap pendapatan wirausaha setempat mencapai 45,3%, sedangkan pengaruh dari investasi di sektor pariwisata adalah 6,3%. Ini berarti bahwa secara keseluruhan, pengaruh pariwisata menyumbang sebesar 51,6% terhadap pendapatan para wirausaha Bali. Dilihat dari kesempatan kerja, pada tahun 1998 sebesar 38,0% dari seluruh kesempatan kerja yang ada di Bali dikontribusikan untuk pariwisata. Ini terjadi dari kesempatan kerja yang ditimbulkan oleh pengeluaran wisatawan sebesar 36,1% dan akibat investasi di sektor pariwisata sebesar 1,9%. Angka 38% ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan angka tahun1995 (yaitu sebesar 34,14%), dan nampaknya peningkatan akan terus terjadi dari tahun ke tahun. Erawan lebih lanjut mengatakan bahwa pengaruh pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian bagi wirausaha di Bali terdistribusikan ke berbagai sektor, bukan saja hotel dan restoran tetapi hasil usaha yang bisa digeluti dari hasil kerajinan yang dibuat oleh para wirausaha dengan menggunakan peluang tersebut. Distribusi juga terserap ke sektor pertanian (17,93%), sektor industri kecil (22,73%), sektor pengangkutan dan komunikasi (12,62%), sektor jasa-jasa (12,59%), dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan data mengenai distribusi pengeluaran wisatawan. Data menunjukkan bahwa selama di Bali, pengeluaran wisatawan yang terserap ke dalam ‘perekonomian rakyat khususnya bagi para wirausaha’ cukup tinggi.
Di samping berbagai pengaruh yang dinilai positif, hampir semua penelitian juga menunjukkan adanya berbagai pengaruh yang tidak diharapkan (pengaruh negatif), seperti semakin memburuknya kesenjangan pendapatan antar kelompok wirausaha, memburuknya ketimpangan antar daerah, hilangnya kontrol para wirausaha lokal terhadap sumberdaya ekonomi, munculnya neo-kolonialisme atau neo-imperialisme, dan sebagainya. Banyak peneliti menyebutkan bahwa pariwisata telah menjadi wahana eksploitasi dari negara-negara maju (negara asal wisatawan) terhadap negara-negara berkembang (daerah tujuan wisata). Berbagai fasilitas wisata yang di DTW, sebagian besar adalah fasilitas yang diimpor dari negara asal wisatawan. Sebuah lukisan secara karikaturis menggambarkan bahwa muatan lokal dari kegiatan pariwisata sangat kecil, karena segala kebutuhan wisatawan maupaun aktivitas pendukungnya didatangkan dari berbagai negara maju. Berbagai fasilitas dimaksud antara lain:
“ Mobil didatangkan dari Jerman, computer dari Jepang, printer dari Hongkong, lampu dari Inggris, whisky dari Scotlandia, vodka dari Rusia, makanan dari Perancis, tas dari Itali, karpet dari Irlandia, fire equipment dari USA, furniture dari Swedia…” (Fennel, 1999: 164).
D. Pengaruh Sosial Budaya pariwisata bagi wirausaha
Secara teoritikal-idealistis, antara pengaruh sosial dan pengaruh kebudayaan dapat dibedakan. Namun demikian, Mathieson and Wall (1982:37) menyebutkan bahwa there is no clear distinction between social and cultural phenomena, sehingga sebagian besar ahli menggabungkan dampak sosial dan dampak budaya di dalam pariwisata ke dalam judul ‘dampak sosial budaya’ (The sosiocultural impact of tourism in a broad context).
Studi tentang pengaruh sosial budaya pariwisata selama ini lebih cenderung mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan sosial-budaya akibat kedatangan wisatawan, dengan tiga asumsi yang umum, yaitu:
1. perubahan dibawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sistem social budaya yang superordinat terhadap budaya penerima yang lebih lemah;
2. perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya indigenous;
3. perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya, dimana identitas etnik lokal akan tenggelam dalam bayangan sistem industri dengan teknologi barat, birokrasi nasional dan multinasional, a consumer-oriented economy, dan jet-age lifestyles.
Asumsi di atas menyiratkan bahwa di dalam melihat pengaruh sosial-budaya pariwisata terhadap para wirausaha setempat, pariwisata semata-mata dipandang sebagai faktor luar yang menghantam masyarakat. Asumsi ini mempunyai banyak kelemahan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wood (1984), selama ini banyak peneliti yang menganggap bahwa pengaruh pariwisata dapat dianalogikan dengan ‘bola-bilyard’, di mana objek yang bergerak (pariwisata) secara langsung menghantam objek yang diam (kebudayaan daerah), atau melalui objek perantara (broker kebudayaan). Dalam hal ini tersirat juga asumsi bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diam, tidur, atau pasif, dan seolah-olah kebudayaan tersebut adalah sesuatu yang homogen. Pendekatan seperti ini mengingkari dinamika para wirausaha dimana pariwisata mulai masuk, dan tidak mampu melihat berbagai respons aktif dari wirausaha terhadap pariwisata.
Secara teoritis,di Indonesia mengelompokkan pengaruh sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh kelompok besar, yaitu:
1. Pengaruh terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara wirausaha setempat dengan para wirausaha yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi daerah atau ketergantungannya;
2. Pengaruh terhadap hubungan interpersonal antara para wirausaha;
3. Pengaruh terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial;
4. Pengaruh terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata;
5. Pengaruh terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat;
6. Pengaruh terhadap pola pembagian kerja;
7. Pengaruh terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial;
8. Pengaruh terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan;
9. Pengaruh terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial; dan
10. Pengaruh terhadap bidang kesenian dan adat istiadat.
Sifat dan bentuk dari Pengaruh sosial-budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang ikut menentukan dampak sosial budaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jumlah wisatawan, baik absolute maupun relatif terhadap jumlah penduduk lokal;
2. Objek dominan yang menjadi sajian dari para wirausaha untuk wisata (the tourist gaze) dan kebutuhan wisatawan terkait dengan sajian tersebut;
3. Sifat-sifat atraksi wisata yang disajikan dengan situasi alam, apakah alam, situs arkeologi, budaya kemasyarakatan, dan seterusnya;
4. Struktur dan fungsi dari organisasi kepariwisataan di DTW;
5. Perbedaan tingkat ekonomi dan perbedaan kebudayaan antara wisatawan dengan masyarakat lokal;
6. Perbedaan kebudayaan atau wisatawan dengan masyarakat lokal;
7. Tingkat otonomi (baik politik, geografis, dan sumberdaya) dari DTW;
8. Laju/kecepatan pertumbuhan pariwisata;
9. Tingkat perkembangan pariwisata (apakah awal, atau sudah jenuh);
10. Tingkat pembangunan ekonomi DTW;
11. Struktur social dalam kerajinan masyarakat local untuk disajikan dalam berwirausaha untuk para wisata;
12. Tipe resort yang dikembangkan (open ataukah enclave resorts)
13. Peranan pariwisata dalam ekonomi DTW.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pariwisata telah merusak atau ‘menghancurkan’ kebudayaan lokal. Pariwisata secara tidak langsung ‘memaksa’ ekspresi kebudayaan lokal untuk dimodifikasi, agar sesuai dengan kebutuhan pariwisata. Ekspresi budaya dikomoditifikasi agar dapat ‘dijual’ kepada wisatawan.
Untuk pariwisata Indonesia khususnya daerah Bali banyak yang mengkhawatirkan akan terjadi pengikisan kebudayaan akibat kebudayaan asing yang menyerbu masuk yang menyebabkan terjadinya pendangkalan terhadap kualitas kebudayaan Bali serta hilangnya bentuk-bentuk sosial yang telah terbukti mampu menopang integritas masyarakat Bali.
Sedangkan pengaruh negatif yang sering dikhawatirkan terhadap budaya masyarakat lokal antara lain komodifikasi, peniruan dan profanisasi. pengaruh pariwisata terhadap budaya masyarakat lokal seperti di atas akan terjadi karena dilandasi tiga hal. Pertama, masyarakat lokal ingin memberikan hasil karya seni ataupun kerajinan yang bermutu tinggi kepada wisatawan sebagai pembeli. Kedua, untuk menjaga citra sekaligus menunjukkan indentitas budaya lokal kepada dunia luar. Ketiga, masyarakat wirausaha ingin memperoleh uang akibat meningkatnya komersialisasi. (Graburn: 2000 : 339) Kajian lintas budaya tentang hasil karya seni dan komponen budaya lainnya yang berhubungan langsung dengan kegiatan pariwisata sangat menarik untuk dilakukan. Terutama dalam kaitannya dengan pengembangan pariwisata budaya di Bali. Hal ini penting dalam upaya mencari strategi dan solusi guna mengurangi pengaruh negatif yang mungkin timbul terhadap kebudayaan Bali.
Menurut Dalton (1990, dalam Picard, 1990: 26) mengatakan:
“Karena gejala komersialisasi, sebagai salah satu pengaruh pariwisata, telah menyusupi semua aspek kehidupan orang Bali, maka jelaslah sekarang bahwa jalinan sosial dan keagamaan Bali yang begitu kompleks, ketat dan rapi, akhirnya tercerai berai di bawah pengaruh pariwisata”.
Namun tidak semua pengamat pesimis terhadap keberlanjutan kebudayaan Bali. Bahkan cukup banyak ahli sosiologi dan antropologi yang melihat sebaliknya. McKean (1978: 94) menyatakan bahwa perubahan sosial ekonomi sedang terjadi di Bali terjadi secara bergandengan tangan dengan usaha konservasi kebudayaan tradisional. Pariwisata pada kenyataanya telah memperkuat proses konservasi, reformasi, dan penciptaan kembali berbagai tradisi. McKean menilai bahwa pariwisata secara selektif telah memperkuat tradisi lokal, melalui suatu proses yang disebut cultural involution (involusi kebudayaan). Stephen Langsing (1974) secara tegas mengatakan bahwa lembaga tradisional Bali mempunyai vitalitas dan kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi terhadap kondisi-kondisi baru. Dikatakannya bahwa dampak pariwisata di Bali adalah bersifat aditif, dan bukan substitutif. Artinya, dampak tersebut tidak menyebabkan transformasi secara struktural, melainkan terintegrasi dengan kehidupan tradisional masyarakat.
Bagus, di sela-sela ke-khawatirannya terhadap berbagai pengaruh negatif, juga mengakui adanya kenyataan bahwa pariwisata telah memberikan kesadaran tentang nilai seni-budaya yang mendorong orang Bali untuk melestarikan kebudayaan, dan bahkan pariwisata telah “mendorong kreativitas dalam berbagai bidang”.
Dengan temuan-temuan lapangan seperti ini maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa kebudayaan Bali sampai saat ini masih sangat kuat melekat pada identitas orang Bali, dan kekhawatiran bahwa simpul-simpul budaya telah tercerai-berai tidaklah benar. Bahkan pada beberapa sisi, dapat dikatakan bahwa kebudayaan Bali mengalami take-off menuju masa pencerahan (enlightenment). Data lapangan seperti ini telah banyak mengubah pandangan orang yang semula bersikap pesimistis terhadap kelestarian kebudayaan Bali.
Sebenarnya bali merupakan salah satu contoh nyata daerah wisata yang berkembang amat pesat di Indonesia. Banyaknya turis-turis yang berkunjung ke Bali, baik turis domestik maupun internasional telah membawa pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan masyarakatnya khususnya bagi pawa wirausaha itu sendiri. Dari segi ekonomi, sumbangan untuk devisa negara seakan tak pernah berhenti dari daerah wisata ini.
Bahkan masyarakat lokal pun dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dari sektor pariwisata ini. Sedangkan dari segi sosial budaya, Bali merupakan sarana yang tepat bagi pengenalan dan promosi kebudayaan Indonesia kepada dunia internasional. Dari contoh ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa pariwisata secara langsung turut membawa pengaruh yang positif bagi perkembangan masyarakat dan negara, baik secara ekonomi maupun sosial budaya.

SARAN SAYA TERHADAP PEMERINTAH !!!
Demi untuk meningkatkan perkembangan pariwisata di indonesia penulis ingin sekali menganjurkan kepada pihak pemerintah untuk selalu turun aktif dalam meningkatkan Kualitas dan Kebutuhan daya Tarik Wisata, Kualitas Sosial Dan Ekonomi Kawasan Untuk Kesejahteraan Masyarakat, serta penulis juga menganjurkan kepada pihak masyarakat yang ada dalam daerah wisata harus senantiasa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam menjaga Keseimbangan Pembangunan Antara Pelestarian Ekosistem Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Pengembangan Masyarakat Bahari untuk menumbuhkannya para wisatawan yang datang ke indonesia dan bermanfaat bagi wirausaha supaya meningkatnya jumlah devisa demi untuk kesejahteraan dan kemakmuran Negara yang pada intinya penulis mengharapkan pada semua orang agar Jiwa kewirausahaan hendaknya dibudayakan di berbagai lingkungan masyarakat Indonesia, karena dengan berwirausaha, kita tidak lagi tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang ada, bahkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta
Global tourism growth and employment between 1990 and 1993 reported in “Travel & Tourism Is Top Employer,” Travel Weekly, April 6, 1992
Idrus M. Syafiie, 1999. Strategi Pengembangan Kewirausahaan. Malang: (Entreprenuer-ship)
Jonathan, Sarwon. 2006 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sigit, Suhardi. 1980. Mengembangkan Kewirausahaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Spillane, James. 1987. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospekny. Yogyakarta: Kanisius
Undang-undang No. 9 Tahun 1990. Objek dan Daya Tarik Wisata. (Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, 1990)

TEKNOLOGI INFORMASI DAN JARINGAN

www.ikeysukabumi.blogspot.com
ikey.mobilesports@gmail.com

“ INSTALASI LAN “
A. Sistem Bus dalam Lan ( Node )
Dalam sistem bus lan terdapat media dengan menggunakan 10 Base 5 dan 10 base 2
1. 10 Base 5
10 Base 5 menggunakan kabel coaxial dengan diameter 0,5 inchi (10 mm), dengan jenis kabel yang berbentuk Bus sebagai media penghubung yang berwarna kuning dan keujung kabel diberi nama Terminator/Konsentrator dengan Tesistensi 50 Ohm
2. 10 Base 2
System 10 Base 2 menggunakan kabel lebih kecil 5 mm, dengan menggunakan jenis kabel Twisted Pair dan tidak ada Terminator dikedua ujung kabelnya
 Kabel Coaxial, ada 5 warna yaitu :
Biru
Hijau
Putih
Orange
Hijau muda

 Kabel Twisted Pair hanya ada 3 warna :
Putih
Orange
Hijau
Table jenis kabel Coaxial !
Sifat 10 Base 5 10 Base 2
Kecepatan 10 Mbps 10 Mbps
Panjang kabel maximum 500 m 200 m
Simpul persegmen 100 30
Selang antar simpul 2,5 m 0,5 m
Diameter Kabel 0,4 in 0,25 in
Bentang jaringan maximal 2500 m 1000 m

B. Transmisi tanpa kabel Wireless
Ada 3 transmisi umum dalam wireless :
1. Transmisi Micco Wafe, dengan range 2-40 Mhz dan cocok untuk menggunakan kabel satelit, ADSI, Wireless Lan
2. Teristeral Micro Wafe, dengan range 16-30 Mhz cocok untuk digunakan untuk range Rockes Radio
3. Super Micro Wafe, dengan frekuensi rangenya 2000-10.000 Ghz biasa digunakan untuk spectrum Imfla merah dan Extrai ( sinar x )
 Transmisi dan Teristeral Micro wafe
Deskrifsi ; Antena Micro wafe pada dasarnya adalah sebagai Station Relay yaitu station yang menghubungkan 2 atau lebih Ground Basse antara transmiter dengan Resiper
 Amplikasinya :
Pendistribusian siaran Televisi
Transmisi Telepon jarak jauh
Man / Wan
 Karakteristik
Range yang biasa digunakan secara optimum 2 – 40 Mhz dengan frekuensi dibawah 2 Mhz akan mendapatkan gangguan. Sedangkan frekuensi diatas 40 Mhz akan mendapatkan kelancaran
C. Komponen yang diperlukan dalam membangun jaringan
1. Kabel
Kabel terbagi menjadi 3 bagian :
1) Coaxial
2) Twisted Pair
3) Fiber Optic
2. Craptools
3. Kartu Jaringan / Lan Card, seperti Ethernet, Archnet, dan Giga Ethernet
4. Hub / Switch :
• 18 port
• 16 port
• 24 port
• 36 port
5. OS ( Operating System ) yaitu :
Kabel pertama : Putih Orange
Kabel kedua : Orange
Kabel ketiga : Putih Hijau
Kabel keempat : Biru
Kabel kelima : Putih Biru
Kabel keenam : Hijau
Kabel ketujuh : Putih Cokelat
Kabel kedelapan : Cokelat

D. Desain Lan
a. Metode Perencanaan Lan
Desain Lan meliputi perencanaan secara fisik meliputi media yang digunakan bersama Instruktur, yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap devices jaringan. Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup flexible untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan. Metode ini meliputi :
• Seorang administrator network yang bertanggung jawab
• Pengalokasian IP address dengan subnetting
• Pada letak computer dari Land an Topologi yang digunakan
• Persiapan fisik meliputi pengkabelan dan peralatan Lan
 Mengenal IP address
IP address dibagi menjadi 4 class yaitu :
1. Class A : 0 s/d 125
2. Class B : 128 s/d 192
3. Class C : 193 s/d 222
4. Class D : 223 s/d 248
 ID Host
xxx.xxx.xxx : 225.0.0 (1 aktet ada 8 Bit)
Contoh : 225.225.225.225
Aktet : I II III IIII
IP Adress : Internet Protokol Alamat
Bilangan 225 didapat dari bilangan Biner
Contoh menghitung modem yang dial IP mempunyai ons server 222.124.20.220 hitung bilangan binernya ??
Jawab :
222 : 2 = 0
111 : 2 = 1
55 : 2 = 1
27 : 2 = 1
13 : 2 = 1
6 : 2 = 0
3 : 2 = 1
E. Sistem Proteksi Pada Lan
Jaringan kita mengenal ada11 sistem proteksi pada jaringan yaitu :
Aplikasi anti virus
Aplikasi imaging system
Aplikasi file recovery
Aplikasi desktop locker
Aplikasi perawatan system
Aplikasi protefksi folder
Aplikasi Pop Up Blocker
Aplikasi Firewall
Aplikasi pengamana jaringan
Aplikasi zona alarm
Aplikasi look @ Lan
F. HTML
a. Pengenalan Html ( Hyper text mark Languange )
Html merupakan suatu metode untuk mengimplementasikan konsep hyper text
Dalam suatu naskah atau dokumen
Hyper text : yaitu kata atau frase yang menunjukan hubungan suatu dokumen atau naskah dengan naskah-naskah yang lainnya
Mark : pada file Html berisi suatu instruksi yang dapat memberikan suatu format pada dokumen yang akan ditampilkan word wide web ( www )
Language : merupakan kumpulan beberapa instruksi yang dapat digunakan untuk mengubah format suatu naskah atau dokumen

b. Struktur pasar Html :
Html
< html > < / html >
< head > < / head >
< Title > < / TITLE >
< p > < / p >
< Html >
< head > Center
< title >
< / Head >
< / Title >
< P > Isi dari text yang ingin kita ketik, kemudian ada juga :
- < B > < Body > atau sama dengan < P >
- < I >
- < U >
c. Pembuatan symbol
symbol Character Referensi
< >
C
&
Y
C
& Times ; & H 060 ;
& H 062 ;
& H 162 ;
& H 163 :
& H 165 ;
& H 166 ;
& H 215 ;

G. Membuat Link
Untuk membuat suatu Link mulanya kita harus menentukan URL ( Uniform Resource Locater )
165 . 250 . 20 . 4
Net ID ID Host
Client
Tcp / IP
Gateway
DNS
IP Adress
Bagaimana untuk mencari data yang dikirimkan melalui media jaringan seperti ke, http://www.plasa.com/index dan siapa, dari mana alamatnya.
Contoh html :
< html >
< head > Left
< title > < G > selamat
< /B >
< / Head >
< / title >
< P > < I > selamat datang
< / I >
< / P >
H. System penyandian bit data
Penyandian yaitu proses penggambaran dari satu set symbol menjadi symbol yang lain, ada 5 sistem penyandian yaitu :
ASCII
BAUDOT CODE
SANDI 4 / 8
BCD
EBCDIC
a. ASCII ( American Standar Code Information Interchange )
ASCII merupakan sandi 7 bit dengan rumus 2r…=128 simbol berarti 27

“ Tabel ASCII “
000 001 010 011 100 101 110 111
1234 OCTAL 0 1 2 3 4 5 6 7
0000 00 NUT SOH STX ETX EOT ENQ ACK BEL
0001 01 B5 HT LF VT FF CR SO SI
0010 02 DLE DCI DC2 DC3 DC4 NAK SYN ETB
0011 03 CAN EM SUB EST FS 65 RS VS
0100 04 SP ! “ # $ % & ‘
0101 05 ( ) * + , - . /
0110 06 0 1 2 3 4 5 6 7
0111 07 8 9 : ; < = > ?
1000 10 @ A B C D E F 6
1001 11 H I J K L M N O
1010 12 P Q R S T U V W
1011 13 X Y Z [ / ] “ -
1100 14 ‘ a b c d e f g
1101 15 H I J K L M N O
1110 16 p q r s t u v w
1111 17 X y z { I } * DEL

I. Karakter Data
Pada komunikasi data diadakan pertukaran informasi antara si pengirim dan penerima, informasi yang di tukar ada 2 bagian :
 Karakter data
 Karakter kendali
 Karakter data untuk melakukan encoding dari berita yang dikirim, dan karakter kendali digunakan untuk mengendalikan transmisi data, format data dan, hubungan data
 Karakter kendali dibedakan atas :
 Transmition data
 Format efektor
 Defice control
 Information separator
J. Karakter dalam Transmition Control
a. SOH ( Start of Hider )
Yaitu karakter pertama yang menunjukan bahwa karakter berikutnya hidder
b. STX ( Start of Text )
Yaitu mengakhiri hidder dan menunjukan awal dari text
c. ETX ( Endof Text )
d. EOT ( End of Transmation )
Menyatakan bahwa text telah berakhir
e. ENQ ( ENQUERY )
Untuk mengirimkan tanggapan yang berupa identifikasi atau status
f. ACK ( Acknowledge )
Untuk memberi tanggapan ke pengirim dari penerima
g. NAK ( Negatife Acknowledge )
Untuk memberi tanggapan negative ke pengirim dari penerima
h. SYN ( Syndirounouse )
Digunakan untuk transmisi singkron
i. ETB ( End of transmition Block )
Menyatakan akhir dari block data yang di transmisikan
j. DLE ( Dataling Escip )
Untuk mengubah arti karakter berikutnya
K. Information Seperator
a. US ( Unit Seperator )
Untuk memisahkan unit informasi
b. RS ( Reports sepereter )
Memisahkan tiap record menjadi beberapa unit informasi
c. GS ( Group Sepereter )
Untuk memisahkan beberapa record kedalam 1 group
d. FS ( File Seperator )
Untuk memisahkan beberapa group untuk membentuk suatu file

NETWORK OPERATING SYSTEM
Yaitu berjalan di server yang mempunyai fungsi :
Mangatur permintaan ( Request dari client )
Mengatur jaringan
Mengendalikan devices dan layanan
Mengubah file system
Macam-macam dari network operating system ini yaitu :
Peer to peer
Client server
File server
a. Peer to peer
Gambar !
 Peer to peer

Keuntungan peer to peer :
• Mentransfer data dengan cepat karena tidak menggunakan server
• Pengguna kabel maximal 100m dengan kecepatan transfer 10/100 Mbps
• Tidak terjadi coloution
Kerugiannya :
• Bila kabel putus maka seluruh client yang tersambung jaringan akan mati
• Membutuhkan ruang cukup besar




b. Client Server
Gambar !

 Client Server

Keuntungannya :
• Server dapat mensering data ke client dengan maximal
• Tidak terjadi coloution
• Server dan client mempunyai tugas masing-masing yang di batasi hak acsessnya
Kerugiannya :
• Bila server mengalami kerusakan, client-client tidak dapat mentransfer data
• Resourcing data tidak maximal
c. File Server
Gambar !

 File Server



Keuntungan dan kerugiannya sama dengan Client Server
Manfaat network operating system :
 Seluruh program terdistribusi dan diproses dalam memory client
 Network membuat indeks dari directory entry table dalam ram file server
 Network menyimpan file system ( Fat / NTFS ) kedalam Ram file server
 Het pada hardisk berjalan mengacsess file kedalam ram file server

MENGENAL BEBERAPA PROGRAM DALAM NOS
APPLICATION LAYER
Yaitu :
DNS ( Domain Name Service )
EMAIL
WWW
a. DNS
1. Sejarah ditemukannya Dns
Pada tahun 1984, Paul Mokapetris ( seorang programer dari Inggris ) memperkenalkan system data BES yang terdistribusi dengan format IP ( Internet Protokol ) dengan menggunakan bahasa pemograman C++, pearl, dan Php
2. Ruang Nama DNS
a. Domain tingkat atas yang terdiri dari :
Genetic, contohnya :
- Com ( untuk komersial )
- Edu ( untuk pendidikan )
- Gov ( untuk pemerintahan )
- Mil ( untuk militer )
- Org ( untuk organisasi )
- Net ( untuk network atau jaringan )
Nama domain tidak membedakan penulisan huruf besar dan kecil setiap domain dipisahkan menggunakan Dot atau titik ( . )
b. IMAIL ( Electronic Imail )
Pada umumnya system imail mempunyai 5 fungsi dasar :
1) Komposisi, berdasarkan proses pembuatan pesan jawaban
2) Transver, sebagai proses pemindahan pesan dari pengirim kepenerima
3) Pelaporan, bertugas untuk memberi tahukan pengirim tentang pesan yang dikirim
4) Peragaan ( displaying ), diperlukan agar sipenerima pesan dapat membaca imail
5) Disposisi, langkah terakhir berkaitan dengan beberapa kemungkinan seperti :
 Membuangnya sebelum dibaca
 Membuangnya setelah dibaca, dan
 Menyimpan
c. Format Imail
© To, atau ke, memberikan alamat Dns ke penerima utama
© CC ( Carbon Copy ), yaitu alamat Imail penerima
© BCC ( Blain Carbon Copy )
© From ( dari ), orang yang membuat Imail
© Sender, Alamat pengirim
© Recife, baris yang ditambahkan oleh setiap transfer agen
© Return Fath, dapat dipakai untuk mengidentifikasi Imail ke pengirim
© Date, tanggal yang dikirim
© Reflay to, alamat imail yang harus ditunjukan
© In reflay to, yang harus dijawab pesannya
© Referency
JAVA
1. Pengantar Bahasa Java
Java adalah hubungan pemograman berbasis object oriented programic. Yang didesain secara sederhana dan potable. System java memiliki 3 bagian :
 Kompoiler java, ke byte port
 Browser yang mengerti dalam setiap Update ( aplikasi kecil yang berjalan diatas web browser )
 Interpreter byte port
JENIS UKURAN KETERANGAN
Byte 1 byte Integer bertanda antara – 128 dan + 127
Short 2 byte Integer 2 byte bertanda ”
Int 4 byte Integer 4 byte bertanda “
Long 8 byte Integer 8 byte bertanda “
Float 4 byte Bilangan floating point IEEE 4 byte
Double 8 byte Bilangan floating point IEEE 8 byte
Boolean 1 bit Satu-satunya nilai benar dan salah
Char 2 byte Karakter didalam Unicode
Jenis contoh bahasa java :
1. < HTML >
< HEAD >
< TITLE > Latihan
< /TITLE >
< SCRIP Language = “ JAVA SCRIP “ >
TOTAL = 10 ; Sub Total = 5 ;
Dokumen . Write ( “Pariable awal : Total : 10 Sub Total = 5 “ + “ < BR > . )
SUB TOTAL = “+sub total+”
”;
Total = -- Sub total ;
Dokumen . Write ( “ Pariable baru “ Total = “ + Total + “ pariable baru : sub total = “ + sub total + “
“ ) ;


Text
itu artinya sama dengan (=)
 Variable
Java scrip memberikan aturan untuk memberi nama variable :
 Harus diawali dengan karakter (hurup atau garis bawah tidak boleh diawali dengan angka atau symbol
 Tidak boleh menggunakan spasi, untuk memisahkan antara karakter digunakan garis bawah
 Kapitalisasi ( huruf besar atau huruf kecil ) dibedakan pada nama variable
 Tidak boleh menggunakan reserved word, atau nama yang sama dengan perintah yang ada pada java script
 Kostanta / Liveral
Beberapa jenis literal pada java script :
1. Literal Integer
Literal Bilangan
1970 Desimal
702 Octal
A33 ff Heksadesimal

2. Literal Floating Point
Yaitu suatu bilangan pecahan atau berpangkat :
Literal Arti
3.14 3,14
2E3 2x10
-2E3 -2x10
2E-3 2x10

3. Literal String
Yaitu suatu karakter yang berisi huruf, angka atau symbol-simbol lainnya, Literal String harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutif ganda (“) atau tunggal (‘)
4. Literal Boolean
Yaitu Literal yang memiliki dua buah nilai yaitu True (benar) dan False (salah)
IP SUPPORT
Yaitu teknikal support yang bertanggung jawab atas terjalannya ESCO atau system operasi dari suatu instansi atau organisasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi IP support :
 Bertanggung jawab penuh terhadap User atau pemakai dan berbagai pengetahuan
 Selalu membuat Backup
 Mempelajari fungsi-fungsi dasar dari system operasi
 Jangan mengenggap remeh keamanan atau sequrity dari suatu jaringan ataupun data
 Mempelajari system pengkabelan dan perangkat jaringan dengan baik
 Selalu memproteksi dengan anti virus terbaru
 Haiki IP support harus dapat mengembangkan suatu jaringan yang sudah ada
 Memperhatikan masa berlaku dari suatu software
Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada IP support :
 Tidak mengetahui prioritas yang lebih penting
 Tidak melakukan fungsi perencanaan dan evaluasi
 Tidak memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada
 Tidak membedakan antara lingkungan produksi dan lingkungan pribadi
 Tidak mematuhi Sop Standar Compresation Emprasodur yang dibuat
 Tidak ada standarisasi Hardware, software, dan service disuatu Organisasi
INTERNET WORKING
Yaitu dua atau lebih jaringan yang bergabung dalam suatu aplikasi :
• Piranti yang digunakan untuk menghubungkan antara 2 jaringan yang disebut dengan Intermediate System (IS) atau Internet Working (UNIT)
• Fungsi utama IS adalah melakukan Routing ( kemampuan pencarian jalan )
• Piranti yang digunakan adalah router
• Piranti yang menghubungkan antara 2 tipe jaringan disebut Gateway
Repeater
Fungsi :
 Untuk memperbaiki dan memperkuat sinyal yang lewat
 Memperbesar batasan antara satu segmen, contoh :
System yang menggunakan repeater :
1. Baseband Top.Bus – coaxial dengan 4 buah repeater ( standar IEEE 6230 )
2. Baseband Star, yaitu ;
 Fisik Star – Logika Bus
 Kabel TP + Card Ethernet
 Kabel 10 Base T = TP
 Kecepatan 10 Mbps Max
 Panjang kabel 100 m Max
3. Baseband Ring, yaitu ;
 Repeater 1 / segmen
MACAM – MACAM VIRUS YANG DAPAT MERUSAK JARINGAN NOS
Nama virus :
- Wikipedia - secuser.com
- Security recponce - Estudio sohre
- Threat exploler - CIAC
- Mc Afee - Pages tagged with
- Trend Micro - Mc Afee Threat Center
- Independent malware advice - AVG Free Aduiser
- Informatico - Chruch Of
- Main Page - Clum Ac.Tm
- The Movie - Symantic Corp
- Sophos - Project News
- Hoak buster home page - Avast Cleaner
- Coc west nile virus - Stich ting
- How stuff works - Vingth.com
- Oisiases - the big picture book of viruses
- magazine gothic - Ultra Structrue
- virus list.com
Macam – macam virus yang paling berbahaya :
1. Malicius Program
Yaitu program yang digunakan untuk merusak system, password, mengganggu user dalam suatu kesempatan bila user tersebut sedang online, biasanya digunakan oleh:
a. Hacker : orang yang merusak system / membuat virus
b. Gracker : orang yang merusak suatu password
c. Carder : orang yang suka membobol kartu kredit / ATM
2. Trapdoors
Yaitu accsiss yang masuk secara rahasia kedalam suatu program tanpa melalui prosedur yang seharusnya
3. Logic MBS
Yaitu perintah yang dituliskan dalam suatu program yang akan meledak apabila suatu kondisi terpenuhi
4. Viruses
Yaitu suatu program atau perintah yang diselipkan kedalam suatu program lain dan memperbanyak dirinya sendiri,ada 5 jenis viruses yaitu :
Parasitic virus, yaitu virus yang menetap pada suatu file dan kemudian akan memperbanyak diri apabila file tersebut dibuka
Memory resident, yaitu virus yang menetap pada memory
Boot sector, yaitu virus yang menyebar apabila kita melakukan booting lewat disket atau flasdisk yang seudah ditulari oleh virus
Stealth virus, yaitu virus yan dibuat untuk dapat bersembunyi dari deteksi suatu program anti virus
Poly morphic virus, yaitu virus yang akan mutasi setiap kali menyebar untuk menghindari dari program anti virus
5. Independen
Yaitu jenis virus yang dapat berdiri sendiri untuk dapat menjalankan fungsinya, yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
Bacteria, yaitu program yang dibuat untuk memperbanyak dirinya sehingga mengurangi dan dapat merusak bahkan dapat menghabiskan sumber daya sistem
Worm program, yaitu program yang dapat memperbanyak dirinya dan mengirimkan ke computer lain melalui jaringan
6. Virus – virus masa kini yang sering timbul terjadi :
Michaelangello
Brontok :
Brontok 32
Brontok worm
Worm :
Worm 32
Dago
Dian sastro
Trozan horse
Assembly
Syste
TROZAN HORSE ( VIRUS )
Definisi dari trozan horse :
Trozan horse adalah suatu program yang tidak dikenal yang dapat merusak system
Cara kerja dari Trozan horse :
Seorang hacker masuk kedalam suatu visi yang sedang onlie untuk memasukan Trozan Hacker dengan menggunakan aplikasi Client Server
Trozan bisa masuk kedalam suatu system dengan berbagai cara :
 Melalui Imail
 Instalasi software
 Download program
 Disket / flasdisk
 Game
Istilah trozan horse, berasal dari kata yunani yang berarti kuda kayu yang diciptakan oleh Mark Schwamberger pada tahun 2003
Di dalam dunia internet virus trozan merupakan suatu MALWARE yang artinya program dapat hidup sendiri
WORM ( VIRUS )
Definisinya :
Worm adalah sebuah program yang tidak dapat berdiri sendiri melainkan dengan bantuan program yang kita install. Worm ini diciptakan oleh Stevan Bault dari perancis pada tahun 1999
Cara kerjanya :
• Seorang hacker masuk kedalam suatu visi dengan dengan sepengatahuan User , kemudian tanpa kita sadari visi kita terinfeksi, jenis worm ini ada 2 yaitu Worm 32, dan Dago
Melihat beragamnya ancaman yang ada dalam system computer, maka seluruh ruang lingkup dan persyaratan system computer harus direncanakan terlebih dahulu dan diperhitungkan secara terinci pada saat desain berdasarkan kebutuhan yang diinginkan, keamanan system computer yang baik adalah yang dapat mengatasi semua ancaman yang mungkin dihadapi dalam konteks kebutuhan yang diinginkan